In-depth

Kisah Legendaris Ali Dia, Penipu Tersukses di Sepak Bola yang Memakai Tameng George Weah

Senin, 31 Oktober 2022 03:27 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Bob Thomas Sports Photography via Getty Images
George Weah, saat masih berseragam AC Milan. Copyright: © Bob Thomas Sports Photography via Getty Images
George Weah, saat masih berseragam AC Milan.
Perjalanan Ali Dia Merantau ke Luar Prancis

Ali Dia sepertinya kurang kerasan menjalani karier sepak bola di Prancis. Ia kemudian merantau menuju negara yang tidak menggunakan bahasa Prancis dalam komunikasi sehari-hari.

Negara yang dipilih Ali Dia adalah Finlandia. Pilihannya terbilang tepat, Ali Dia dikontrak oleh Finnairin Palloilijat (FinnPa) pada 1995.    

Finnairin Palloilijat bukan tim sembarangan di Finlandia sana. Tim yang berbasis di kota Helsinki ini merupakan peserta kasta tertinggi Liga Finlandia setelah mendapat tiket promosi dua tahun sebelum Ali Dia gabung.

Sampai di titik memperkuat Finnairin Palloilijat, terlihat jelas kalau karier Ali Dia mengalami peningkatan. Menariknya, Ali Dia bisa gabung Finnairin Palloilijat bukan karena bakat olah bola, melainkan dipengaruhi ucapan mulutnya.

Ali Dia mengusung cerita bahwa dirinya masih punya hubungan darah sepupu dengan George Weah. Berulang kali Ali Dia menuturkan cerita tersebut sampai orang-orang di sekitarnya percaya.

“Ya, dia menceritakan kisah-kisah itu (tentang George Weah) pada saat itu,” ungkap mantan rekan setimnya, Kalle Lehtinen, dikutip dari Bleacher Report.

Mungkin Ali Dia paham konsep yang pernah dicetuskan oleh salah satu petinggi Partai Nazi Jerman, Paul Joseph Goebbels. Orang kepercayaan Adolf Hitler ini punya sebuah teori tersendiri dalam berkomunikasi: "Kebohongan yang diucapkan terus-menerus, niscaya akan dipercaya sebagai sebuah kebenaran".

Kebohongan yang dipakai Ali Dia rasanya sungguh jitu. Menggunakan tameng George Weah pasti akan menimbulkan decak kagum siapapun.

Maklum, George Weah pada 1995 sedang menapaki kejayaan karier. George Weah baru dinobatkan sebagai peraih penghargaan Ballon d'Or serta pemain terbaik FIFA.

Situasi makin mendukung aksi Ali Dia lantaran banyak klub-klub Eropa yang mulai tertarik terhadap potensi para pemain asal Afrika. Terlebih, memantau bakat-bakat Afrika kala itu belumlah semudah sekarang, internet tidak menyediakan banyak informasi, dan referensi biasanya datang melalui pihak ketiga.

AL Chateaubriant jelas tak punya sumber daya mumpuni yang dapat memastikan kebenaran informasi, "Ali Dia sepupu dari George Weah". Alhasil, AL Chateaubriant dengan mudahnya percaya dan memberikan kontrak resmi sebagai pemain profesional kepada Ali Dia.    

Saking percayanya, Finnairin Palloilijat tak ragu membayar Ali Dia sebesar 250 pounds atau sekitar Rp 4,7 juta per pekan. Kalau dibandingkan dengan pemain-pemain lain Liga Finlandia, mereka rata-rata hanya menerima seperlima gaji Ali Dia. Fantastis bukan?

Debut Ali Dia untuk Finnairin Palloilijat tercipta pada 30 April 1995. Ia tampil dalam laga tandang kontra Haka.

Total, Ali Dia lima kali bermain mengisi skuat Finnairin Palloilijat. Tentu Ali Dia tidak memberikan kontribusi apa-apa dari lima laga yang dimainkannya.

Ali Dia justru sering tampil buruk. Contohnya laga kandang melawan Ilves pada 15 Juni 1995, Ali Dia selalu merusak sistem penyerangan timnya sendiri serta 10 kali terjebak offside.

Laga terakhir Ali Dia bersama Finnairin Palloilijat adalah saat melawan Jaro pada 21 Juni 1995. Ali Dia baru dimainkan ketika laga memasuki menit ke-81.

Sembilan menit di lapangan, Ali Dia tidak berbuat apa-apa. Ali Dia cuma sanggup mencatatkan kartu kuning akibat melakukan pelanggaran keras.

Pasca laga kontra Jaro, Ali Dia terpaksa melepaskan jersey nomor 18 yang dipakainya di tim Finnairin Palloilijat. Manajemen Finnairin Palloilijat mengambil keputusan tegas memutus kontrak Ali Dia.

Sempat menghilang, Ali Dia kembali muncul dengan PK-35, klub divisi 2 Divisi Timur Liga Finlandia. Lagi-lagi kontrak didapat Ali Dia berkat bualannya yang memakai tameng George Weah.

Bersama PK-35, Ali Dia total tampil sebanyak tiga kali serta mencetak satu gol. Setelahnya, Ali Dia terdepak dan menghilang dari peradaban.

Musim gugur 1995, Ali Dia mencoba peruntungannya di Jerman. Masih mengandalkan bualannya, Ali Dia mendapat kontrak dari tim Divisi 2 Liga Jerman, Vfb Lubeck.

Sama seperti yang lalu-lalu, Ali Dia diberi kesempatan main tapi tidak mampu melakukan apa-apa. Dua kali berlaga kontra Hannover 96 dan VfB Leipzig, Ali Dia langsung dipecat oleh Vfb Lubeck.