Liga Indonesia

40 Hari Tragedi Kanjuruhan, Jurnalis Malang Raya Tampilkan Foto Karya Jurnalistik

Rabu, 9 November 2022 10:55 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Indra Citra Sena
© dokumentasi JMR
Jurnalis Malang Raya (JMR) memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan dgn menampilkan foto karya jurnalistik. (Foto: dokumentasi JMR) Copyright: © dokumentasi JMR
Jurnalis Malang Raya (JMR) memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan dgn menampilkan foto karya jurnalistik. (Foto: dokumentasi JMR)

INDOSPORT.COM - Jurnalis Malang Raya (JMR) turut berpartisipasi dalam memperingati 40 hari Tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai Derby Jatim antara Arema FC versus Persebaya Surabaya, 1 Oktober lalu.

JMR menggelar aksi dengan cara berbeda dalam peringatan tepat 40 hari tragedi yang jatuh pada Kamis (10/11/22). Mereka membentangkan banner berisikan foto-foto karya jurnalistik perihal tragedi.

"Aksi ini murni inisiatif teman-teman jurnalis yang turut melakukan peliputan berita tentang Tragedi Kanjuruhan," kata koordinator JMR, Fajar Agastya, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Yang menarik, aksi ini merupakan hasil dari diskusi non-formal antar jurnalis dari berbagai bidang peliputan berita di Malang Raya. Karya-karya foto yang tercetak hasil kontribusi para jurnalis dari berbagai media maupun organisasinya.

"Aksi yang berdasarkan keinginan personal, bukan atas nama organisasi. Kami semua tergerak untuk berkontribusi melalui karya jurnalistik," sambung dia.

Ada banner berukuran 1,5 meter kali 37,5 meter dipasang pada dua titik strategis di sana, yakni Balai Kota Malang dan Stadion Kanjuruhan.

Bentangan banner berisikan foto-foto itu seolah mengisahkan bagaimana tragedi yang menumbangkan ratusan korban jiwa, berlangsung detik demi detik dari sudut pandang awak media. 

"Tujuan utamanya adalah agar kita sama-sama merawat ingatan terhadap tragedi kemanusiaan di sepak bola itu terjadi," beber Aga, sapaan karib Fajar Agastya.

"Sekaligus membawa publik untuk melihat lebih jauh tragedi itu dari sudut pandang media. Agar tragedi ini bisa diusut sampai tuntas," tambah dia.

Sebagaimana diketahui, Tragedi Kanjuruhan merupakan sejarah paling kelam dalam sepak bola Indonesia setelah menewaskan 135 orang serta ratusan lainnya luka-luka.