Liga Indonesia

Potret Balai Persis dan 143 Piala dalam Perjalanan Sejarah 99 Tahun Persis Solo

Rabu, 9 November 2022 09:25 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
© Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Piala tertua yang ada di Balai Persis. Piala ini tertanggal 3 September 1923. (Foto: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT) Copyright: © Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT
Piala tertua yang ada di Balai Persis. Piala ini tertanggal 3 September 1923. (Foto: Nofik Lukman Hakim/INDOSPORT)
Trofi Bersejarah

Kiprahnya terus berlanjut hingga rutin mengikuti berbagai kejuaraan, turnamen dan terkumpulah sebanyak 143 piala di Balai Persis. Piala-piala itu dirawat oleh penjaga Balai Persis, Edy Supriyanto.

Setelah menjadi perseroan terbatas, Balai Persis sudah tak lagi menjadi tempat aktivitas Persis Solo, terlebih sejak diakuisisi putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. PT Persis Solo Saestu menyewa sebuah hotel di kawasan Sriwedari.

Di De Solo Boutique Hotel, seluruh aktivitas manajerial Persis Solo terpusat. Kamar-kamar yang dulunya untuk tamu hotel juga digunakan untuk para pemain.

Makanya, Balai Persis sudah sepi, tak seperti dulu yang kegiatannya terpusat di bangunan tersebut. Balai Persis tinggal berisikan piala-piala bersama Edy Supriyanto sebagai penjaga.

"Sejak 2009, saya sudah menjadi relawan untuk menjaga Balai Persis bersama piala-pialanya ini. Kondisi sekarang ya memang sepi karena kegiatan klub sudah tidak di Balai Persis," ucap Edy Supriyanto.

Namun, setiap hari Balai Persis sudah terbuka. Pada jam kerja, tempat berisikan piala-piala bersejarah, termasuk trofi juara Perserikatan masih terpajang.

Sejak kehadiran salah satu pemilik saham Persis Solo, Kevin Nugroho, ke Balai Persis, Edy juga tidak berstatus relawan lagi. Edy sudah mendapat gaji dari PT Persis Solo Saestu.

"Tugas saya sekarang ya tetap sama seperti sebelumnya, menjaga Balai Persis dan piala-piala ini. Bedanya sekarang Balai Persis buka terus pada jam kerja," ungkap Edy.

Piala-piala yang terpajang di Balai Persis dibersihkan secara rutin. Namun, pembersihan sekadar menghilangkan debu. Dengan kondisi warna setiap piala yang dibiarkan alami, kesan historis dari setiap piala menjadi lebih terjaga.

Edy berharap agar Balai Persis mendapat perhatian lebih dari Pemkot Surakarta selaku pemilik. Kabarnya ada beberapa titik kebocoran yang ditakutkan akan merusak piala-piala di sana.