Liga Indonesia

Gara-Gara 'Dosa' Arema FC, Karier Penggawa Singo Edan Terancam Hancur di Putaran Kedua Liga 1

Rabu, 1 Februari 2023 22:12 WIB
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Manajemen Arema FC tengah mempertimbangkan untuk membubarkan klub meski Liga 1 2022/2023 masih berjalan. Jika benar terjadi, karier pemain mereka akan terancam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Manajemen Arema FC tengah mempertimbangkan untuk membubarkan klub meski Liga 1 2022/2023 masih berjalan. Jika benar terjadi, karier pemain mereka akan terancam.

INDOSPORT.COM - Manajemen Arema FC tengah mempertimbangkan untuk membubarkan klub meski Liga 1 2022/2023 masih berjalan. Jika benar terjadi, karier pemain mereka akan terancam.

Nasib para pemain Arema FC sedang tidak baik-baik saja, menyusul keputusan soal eksistensi klub asal Malang itu di kompetisi Liga 1.

Apabila benar terjadi skuad Singo Edan dibubarkan, secara otomatis para pemain akan berstatus tanpa klub. Pasalnya, hari ini Senin (30/1/23) merupakan hari terakhir jendela transfer paruh musim.

Para penggawa Arema FC tentunya bakal nganggur sampai musim baru atau bisa kembali main di Liga 2 2022-23, jika kembali bergulir.

Sampai saat ini, terdapat tiga pemain Singo Edan yang memutuskan hengkang dari Kanjuruhan pada bursa transfer musim dingin.

Mereka adalah Hasyim Kipuw, Hanis Sagara dan Irsyad Maulana. Meski begitu, Arema FC juga kedatangan dua tenaga baru, yaitu Bayu Aji dan Kevin Armedya.

Dengan begini, skuad Singo Edan tinggal menyisakan 27 pemain saja. Lantas bagaimana nasib penggawa yang masih setia di tengah desakan untuk pembubaran Arema FC.

Terbaru, Aremania selaku kelompok pendukung fanatik klub melakukan aksi ke kantor Arema FC pada Minggu (29/1/23). Mereka menuntut manajemen bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan karena dinilai pasif.

Pasalnya, buntut traagedi Kanjuruhan, sepak bola Tanah Air jadi terimbas. Aremania menilai bahwa pihak manajemen hanya berfokus pada kompetisi Liga 1 ketimbang pertanggungjawaban terhadap korban.

Sayangnya, aksi tersebut harus berakhir dengan kericuhan. Insiden ini bermula saat massa Aremania tiba di kantor. Tiba-tiba saja batu dan kayu banyak yang melayang ke arah kantor.