Bola Internasional

Cawaketum PSSI Sebut Pemerintah Sudah Tahu Piala Dunia U-20 Batal, Tetapi Masih Diam

Senin, 27 Maret 2023 16:53 WIB
Penulis: Martini | Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Calon Wakil Ketua Umum PSSI, Yesayas Oktavianus, mengklaim bahwa pemerintah sudah tahu pembatalan Piala Dunia U-20, tetapi mereka masih diam. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Calon Wakil Ketua Umum PSSI, Yesayas Oktavianus, mengklaim bahwa pemerintah sudah tahu pembatalan Piala Dunia U-20, tetapi mereka masih diam.

INDOSPORT.COM - Calon Wakil Ketua Umum PSSI, Yesayas Oktavianus, mengklaim bahwa pemerintah sudah tahu pembatalan Piala Dunia U-20, tetapi mereka masih diam.

Indonesia terancam batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, lantaran polemik di dalam negeri, yakni adanya penolakan terhadap Israel yang lolos jadi peserta.

Pemerintah melalui Exco PSSI, Arya Sinulingga, belum lama mengumumkan bahwa drawing pembagian grup Piala Dunia U-20 2023 batal dihelat di Bali, akhir bulan ini.

Menurut Yesayas Oktavianus, pembatalan drawing ini adalah sinyal FIFA untuk langkah yang lebih ekstrem lagi, yakni pembatalan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

"Mengapa terjadi (pembatalan drawing), menurut analisis saya, karena otomatis wakil Israel tidak bisa hadir ke Denpasar, karena mengambil tempatnya di Denpasar, Bali."

"Dengan tidak adanya wakil Israel, tentu undian akan menjadi cacat juga, karena perwakilan peserta harus hadir," kata Yesayas melalui Good Radio Jakarta.

Menariknya, Yesayas Oktavianus blak-blakan bahwa pemerintah sejatinya sudah menerima surat FIFA bahwasanya Piala Dunia U-20 dibatalkan di Indonesia, tetapi saat ini masih ada upaya lobi-lobi untuk mencari jalan terbaik.

"Sebetulnya pemerintah sudah mendapat surat pembatalan itu dari FIFA, tapi mereka belum mau muncul untuk mengungkap atau memberitahukan kepada rakyat Indonesia ini."

"Karena tadi saya bilang, mungkin pemerintah sedang melakukan lobi-lobi tingkat tinggi di balik ini semua, sehingga mereka butuh sedikit waktu lagi untuk sampai pada kesimpulan akhir."

"Apakah mereka menyerah, menerima keputusan dari FIFA itu, atau mereka tetap ngotot Indonesia menjadi tuan rumah."