Bola Internasional

Perjuangkan Status Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir Terbang ke Doha

Selasa, 28 Maret 2023 16:25 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat mengunjungi Stadion Gelora Bung Tomo. (Foto: PSSI). Copyright: © PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat mengunjungi Stadion Gelora Bung Tomo. (Foto: PSSI).

INDOSPORT.COM - Ketua umum PSSI, Erick Thohir, ternyata terbang ke Doha, Qatar, untuk bertemu dengan FIFA. Hal ini berkaitan dengan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Status Indonesia sebagai tuan rumah sedang berstatus "waspada". Setelah adanya penolakan kehadiran Israel oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, FIFA mengambil sikap tegas.

FIFA tiba-tiba membatalkan pelaksanaan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya berlangsung di Bali pekan ini. Terbaru, FIFA juga menghapus seluruh konten tentang artikel lagu resmi buatan Weird Genius.

Stakeholder sepak bola nasional sudah harap-harap cemas tentang status tuan rumah. Apalagi muncul rumor bahwa Peru ditunjuk sebagai tuan rumah pengganti untuk Piala Dunia U-20 2023.

Kini, muncul kabar bahwa pemerintah Indonesia sudah bergerak untuk melobi FIFA. Lobi ini dilakukan Menteri BUMN sekaligus ketua umum PSSI, Erick Thohir.

Walikota Solo, Gibran Rakabuming, mengatakan Erick Thohir bakal menemui FIFA di Qatar berkaitan dengan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Hal ini diungkapkan Gibran saat awak media bertanya tentang keberangkatan Erick Thohir ke Zurich, Swiss, yang menjadi markas FIFA. Gibran kemudian meluruskan kabar tersebut.

"Ke Doha. Mesakke (Kasihan) pak ketum," kata Gibran, Selasa (28/3/23).

Menurut Gibran, permasalahan penolakan Timnas Israel sejatinya tak perlu terjadi sekarang. Pasalnya, enam daerah yang menjadi tuan rumah sudah menandatangani dokumen kesediaan menjadi tuan rumah.

Dalam dokumen itu tertuang perjanjian yang berupa penataan pedagang kaki lima (PKL) dan masalah keamanan bagi tim-tim peserta tanpa terkecuali.

"Nek aku (Kalau saya) komitmen dengan segala konsekuensi. Aku wes (sudah) tanda tangan, komitmen," tutur Gibran.