In-depth

Man United Tak Pernah Akrab di Pertandingan Penentuan Kelolosan, Bisa Gagal Empat Besar?

Minggu, 21 Mei 2023 21:24 WIB
Editor: Juni Adi
© Reuters-Lee Smith
Marcel Sabitzer dari Manchester United merayakan gol pertama mereka dengan Bruno Fernandes Reuters-Lee Smith Copyright: © Reuters-Lee Smith
Marcel Sabitzer dari Manchester United merayakan gol pertama mereka dengan Bruno Fernandes Reuters-Lee Smith
Kerap Akrab dengan Pertandingan Krusial

Sayangnya, Manchester United bukanlah tim yang munjur setiap kali dihadapkan dengan situasi pertandingan penentuan seperti di atas.

Beberapa kali Manchester United justru malah mengalami kekalahan, di saat mereka hanya membutuhkan imbang atau kalah yang berujung hilangnya tiket lolos ke Liga Champions ataupun lolos ke fase grup di suatu kompetisi. 

Musim 2015-2016

Liga Inggris 2015-2016 bisa jadi merupakan satu di antara musim terburuk Manchester United. Dilatih oleh Louis van Gaal, The Red Devils hanya sanggup meraih posisi kelima klasemen akhir.

Sepanjang musim, Manchester United juga cuma dua kali meraih posisi puncak, yakni pada pekan kedua dan ketujuh. 

Mimpi buruk dimulai pada akhir November hingga akhir Desember. Manchester United tak pernah menang pada tujuh pertandingan, termasuk kekalahan atas Bournemouth, Norwich City, dan Stoke City.

Pada 12 laga terakhir, Manchester United sebetulnya mampu meraih delapan kemenangan. Tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan, dan satu sisanya imbang.

Sayang, performa tersebut tak mampu mengangkat Manchester United dari posisi kelima sejak pekan ke-31. Akhirnya mereka gagal lolos ke Liga Champions dan cuma berkompetisi di Liga Europa.

Musim 2018-2019

Musim 2018-2019 tak lebih baik dari 2015-2016, bahkan lebih buruk bisa dibilang. Sebab, Manchester United finis di tangga keenam klasemen akhir Premier League.

Periode terburuk pada musim tersebut terjadi di awal dan akhir musim. Memulai kompetisi dengan kemenangan 2-1 atas Leicester City, Manchester United kandas dua kali beruntun dari Brighton dan Tottenham Hotspur.

Manchester United bahkan sempat tercecer ke posisi 13 klasemen sebelum perlahan merangsek naik ke 10 besar lagi dan tak pernah terlempar.

Akhir Desember hingga awal Maret menjadi periode terbaik Manchester United musim tersebut. Mereka menjalani 12 laga tanpa kalah, di mana 10 laga di antaranya berakhir dengan kemenangan.

Manchester United juga berhasil naik ke posisi empat klasemen. Sayang, inkonsistensi datang menghampiri.

Memasuki sembilan laga terakhir, Manchester United hanya meraih dua kemenangan saja. Bahkan, tak pernah menang pada lima laga pamungkas, termasuk kekalahan memalukan dari Everton 0-4 dan dua kekalahan di kandang, masing-masing dari Manchester City dan Cardiff City.

Posisi Manchester United kemudian merosot dua tangga dan ambisi lolos Liga Champions pun kandas.

Musim 2020-2021

Kali ini bukan pertandingan penentuan di Liga Inggris tetapi di Liga Champions. Manchester United yang tergabung di grup H bersama PSG, RB Leipzig dan Istanbul Basaksehir, Setan Merah gagal lolos ke babak 16 besar.

Padahal saat itu Manchester United yang dibesut Ole Gunnar Solskjaer hanya membutuhkan satu hasil imbang saja dari dua laga sisa fase grup.

Sayangnya harapan untuk meraih hasil positif di dua laga akhir malah berakhir buruk. Setan Merah mendulang dua kekalahan beruntun, puncak ketika dibekuk RB Leipzig 2-3.

Sebelum laga, MU berada di puncak klasemen dengan tiga peserta teratas memiliki 9 poin, yaitu mereka, PSG, dan Leipzig.

Anak asuh Ole Gunnar Solskjaer cuma butuh hasil imbang agar lolos ke 16 besar.

Namun, misi itu gagal tercapai karena Man United digebuk dan malah sempat tertinggal 0-3. Sebelum akhirnya kalah 2-3.

Hasil ini membuat United tereliminasi dan harus puas duduk di peringkat ketiga dengan tiket ke babak 32 besar Liga Europa.

MU tetap dapat 9 poin, sedangkan Leipzig lolos dengan meraup 12 angka.