Liga Indonesia

Pengamat: Arak-arakan Timnas Indonesia U-22 Bentuk Apresiasi dari Federasi

Minggu, 21 Mei 2023 00:22 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Sejumlah supporter bersiap menyambut rombongan Timnas Indonesia U-22 di spot akhir arak-arakan, VIP Barat Stadion Utama GBK, Jakarta, Jumat (19/05/23). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Sejumlah supporter bersiap menyambut rombongan Timnas Indonesia U-22 di spot akhir arak-arakan, VIP Barat Stadion Utama GBK, Jakarta, Jumat (19/05/23).

INDOSPORT.COM - Pengamat Olahraga Fritz Simanjuntak menilai langkah PSSI menggelar arak-arakan buat timnas timnas Indonesia U-22 U-22 dengan sebagai hal yang wajar. Itulah bentuk apresiasi atas perjuangan mati-matian yang membuahkan medali emas SEA Games 2023. 

"Kalau sepak bola melakukan itu (arak-arakan) ya boleh-boleh saja. Mereka senang karena sudah 32 tahun (paceklik emas)," ujar Fritz Simanjuntak di Jakarta, Sabtu (20/5/23). 

Fritz menyampaikan, animo tinggi masyarakat menyambut kemenangan timnas U-22 pun hal lumrah lantaran tidak lepas dari realita bahwa sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer dan digemari di Indonesia. 

Fritz menyebut, parade kemenangan juga pantas dilakukan federasi cabang olahraga (cabor) lain sebagai bentuk apresiasi terhadap para atlet yang berhasil mengharumkan nama bangsa di ajang pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara. 

"Dalam olahraga itu sudah jelas, juara atau tidak, menang atau kalah. Jadi kalau PSSI mau merayakan silakan, pun federasi cabang olahraga lain yang juara seperti pencak silat atau bulutangkis ingin merayakan juga silakan," ucap Fritz. 

Fritz justru mempertanyakan keterlibatan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang menjadi koordinator dalam arak-arakan pada Jumat (19/5/23). 

Dia menilai Kemenpora tak pantas menggelar perayaan besar-besaran mengingat Indonesia hanya menempati posisi ketiga klasemen akhir perolehan medali SEA Games 2023

"Kalau sepak bola, bulutangkis, dan cabor lain yang juara ingin merayakan silakan, tapi ketika Kemenpora mengkoordinir arak-arakan itu apa yang mau dirayakan? Memangnya juara umum? Kita hanya peringkat ketiga, saya justru prihatin," pungkasnya.