In-depth

Laga Sepak Bola Paling Kontroversial Versi Media Asing, Timnas Indonesia Ikut Terseret

Senin, 2 Oktober 2023 17:25 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Trofi Piala Dunia. Foto: Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS. Copyright: © Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Trofi Piala Dunia. Foto: Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS.
2. Jerman vs Austria

Kontroversi tak hanya terjadi di laga antar klub tapi juga di ajang sekelas Piala Dunia yakni pada 1982 kala Jerman Barat berhadapan dengan Austria.

Di laga yang disebut sebagai Aib Gijon itu, Jerman Barat dan Austria bersekongkol agar Aljazair gagal lolos dari fase grup saat berhadapan dengan Chile.

Sebelum laga itu, Aljazair harus sudah memastikan posisi di Runner Up klasemen dan berharap Jerman imbang atau kalah dari Austria agar bisa lolos ke babak gugur.

Tapi yang terjadi, Jerman Barat mampu menang 1-0. Anehnya, usai unggul cepat, Jerman Barat memilih tak serius dalam bertanding, pun dengan Austria yang terlihat dari aksi saling mengoper antara kedua tim.

Karena hasil tersebut, Aljazair pun tersingkir dan Jerman Barat serta Austria lolos. Usut punya usut, pemain Austria, Reinhold Hintermaier, mengaku bahwa kedua tim sekongkol agar Aljazair tak lolos.

3. AS Adema vs SO l'Emyrne

Bergeser ke Afrika, tepatnya di Madagaskar, ada pertandingan kontroversial lainnya antara AS Adema vs SO l'Emyrne yang berakhir dengan skor terbesar dalam sejarah, yakni 149-0.

Laga tersebut terjadi pada 31 Oktober 2002. Saat itu, kedua tim bertemu untuk memperebutkan juara nasional dengan skema Playoff.

Semula, SO l'Emyrne selaku juara bertahan harus gagal mempertahankan gelarnya usai di laga kedua ditahan imbang 2-2 kontra DSA Antananarivo karena wasit memberi penalti di menit akhir.

Karena hasil imbang itu, SO l'Emyrne tak punya kesempatan menjadi juara dan bertemu AS Adema. Di laga ini, SO l'Emyrne melakukan protes dengan mencetak 149 gol bunuh diri karena keputusan wasit di laga kontra DSA Antananarivo.

Karena aksi protes itu, Federasi Sepak Bola Madagaskar (FMF) menghukum pelatih SO l'Emyrne sanksi selama tiga tahun dan empat pemainnya dihukum larangan bertanding dan memasuki lapangan selama masa hukuman hingga akhir musim.