In-depth

Flashback Liga Champions: Insiden Mencekam Galatasaray vs Man United pada 1993

Rabu, 29 November 2023 03:35 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© Robbie Jay Barratt - AMA/Getty Images
Bendera Manchester United. Copyright: © Robbie Jay Barratt - AMA/Getty Images
Bendera Manchester United.
Pertandingan Tanpa Rasa Aman Man United

Format babak grup itu sama dengan format fase grup Liga Champions saat ini yang mana enam laga dimainkan kandang dan tandang, sementara dua peringkat tertinggi akan lolos ke fase gugur.

Manchester United, yang sebelumnya menang agregat 3-5 atas Kispest Honved pada babak pertama Liga Champions, harus bertemu dengan Galatasaray pada babak kedua.

Manchester United, yang sudah lama tidak berkompetisi di Eropa saat itu tampak kewalahan untuk bermain di Liga Champions, yang mana mereka untung saja dapat menahan imbang Galatasaray 3-3 di leg pertama.

Hanya saja, Setan Merah gagal lolos ke babak grup setelah meraih hasil imbang 0-0 sehingga Galatasaray lolos karena unggul gol tandang saat itu.

Pada leg kedua di The Ali Sami Yen Stadium itulah kejadian paling mencekam itu mulai, bahkan Phelan sampai menyebut lapangan hijau saat itu merupakan tempat teraman skuad Man United pada saat itu.

“Kami tampak nyaman. Mungkin di atas lapangan adalah tempat teraman kami. Lalu, ini adalah lapangan pertama yang saya datangi hingga ke ruang gantinya dipenuhi oleh polisi yang lengkap dengan pentungan, helm, dan tameng.”

“Saya mulai berpikir, itu cukup aneh, memang apa yang bisa terjadi di dalam lorong? Oh ya, saya ingat waktu itu juga sempat mati lampu,” terus Phelan bercerita.

“Di tengah kebingungan dan ‘pembantaian’, Cantona ingin ribut dengan wasit, tetapi ia dikawal petugas polisi keluar. (Bryan) Robson mengeklaim polisi itu meninju Cantona dan mendorongnya ke dinding dengan perisai sehingga sikunya terluka parah.”

“Cantona sendiri sampai harus ditahan rekan setimnya, yang tampaknya dia ingin melawan seluruh Turki (sendirian). Cantona di satu sisi duduk sambil mengamuk, sementara di sisi lainnya Robson berlumuran darah karena dipukuli sampai babak belur.”

“Setelah kecewa dengan hasil akhir dan juga sesuatu buruk menimpa rekan setimmu, kami akhirnya bisa tenang. Namun, keributan terjadi lagi setelah kami masuk ke bus,” imbuh Phelan.

“Setelah masuk di bus dan bersiap pergi, kalau tidak salah, jendela depan bus dipecah. Tentu saja, saya mersa tak nyaman karena di bus seharusnya merupakan tempat yang aman (bagi kami).”

“Sempat terjadi sedikit keributan, tetapi kami akhirnya kembali ke hotel,” tandas Phelan mengenai betapa mencekamnya malam di Instanbul di laga Liga Champions antara Galatasaray vs Manchester United pada 1993 lalu.

Atmosfer itu mungkin saja akan dihadapi oleh Manchester United besutan Erik ten Hag saat ini meskipun anarkisme mungkin tidak terjadi.

Namun, Manchester United pastinya akan merasakan atmosfer penuh tekanan ketika bertandang ke markas Galatasaray di laga lanjutan Liga Champions 2023/2024.

Setan Merah mau tidak mau harus menang di laga kontra Galatasaray jika mereka masih ingin tetap menjaga asa mereka untuk bisa lolos ke babak 16 besar Liga Champions.

Pertandingan Liga Champions 2023/2024 antara Galatasaray vs Manchester United, Kamis (30/11/23) pukul 00.45 WIB, di RAMS Park.