x

Buffon Kembali, Juventus Resmi Dinobatkan Sebagai Klub Gagal Move On

Kamis, 4 Juli 2019 18:38 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
Gianluigi Buffon kembali, Juventus dinobatkan sebagai klub gagal 'move on'.

INDOSPORT.COMJuventus bisa dianggap sebagai salah satu klub raksasa dunia yang kerap merasakan pahitnya kegagalan kisah ‘romansa’. Bagaimana tidak, Bianconeri tak hanya sekali ‘balikan’ dengan pemain mereka yang sempat berpaling ke klub lain seperti Gianluigi Buffon.

Kembalinya Gianluigi Buffon semakin menegaskan nasib tersebut. Setelah menjalin kerja sama sejak tahun 2001 silam, Si Nyonya Tua terlihat sudah siap kehilangan dengan merelakan sang legenda ke klub raksasa Prancis, Paris Saint-Germain, pada musim panas 2018.

Namun, kebersamaan itu ternyata masih diinginkan. Legenda hidup yang dicintai publik sepak bola Italia itu kembali ke rumahnya usai segala sesuatunya tak berjalan dengan baik di Paris. Meski merengkuh mahkota domestik Ligue 1, tak jarang ia ‘dipermalukan’ di sana.

Baca Juga

Salah satu momen Buffon ‘dipermalukan’ secara kejam ialah oleh seorang bocah asal Manchester di babak perdelapanfinal Liga Champions 2018/19. Bocah itu bernama Marcus Rashford, pemuda yang baru lahir ketika Buffon telah mendapatkan kontrak dari Parma.

Rashford mencetak gol penalti di menit akhir laga dan membuyarkan harapan PSG menjuarai ajang paling bergengsi antarklub Eropa. Usai kejadian itu, Buffon seakan ‘tak fokus’ dan melakukan serangkaian blunder.

Juventus seolah menangkap sinyal tak betah sang legenda dalam tahun pertamanya di Paris. Si Nyonya Tua pun bergerak cepat untuk memanggilnya kembali. Alhasil, kota Turin saat ini bakal kembali menyambut kedatangannya.

Baca Juga

Kisah Buffon tersebut bukanlah satu-satunya. Berikut ini, INDOSPORT.COM akan menceritakan bagaimana kegagalan Juventus dengan Buffon serta dua pemain lain.


1. 1. Gianluigi Buffon

Gianluigi Buffon saat meraih gelar Serie A Italia bersama Juventus di musim 2017-18.

Buffon sebelumnya resmi hengkang ke PSG pada 6 Juli 2018 dengan masa kontrak satu tahun usai memperkuat Bianconeri selama 17 musim. Ia diperkirakan akan menghabiskan sisa kariernya di Paris dan tidak akan bermain untuk klub mana pun.

Ternyata, Juventus kembali memulangkan Buffon dari Paris Saint-Germain pada 4 Juli 2019. Ia dikontrak selama semusim sebagai deputi dari penjaga gawang asal Polandia, Wojciech Szczesny. Bukan tak mungkin juga dirinya bakal menggeser Szczesny apabila Maurizio Sarri menginginkannya.

Buffon sendiri merupakan nama yang lebih dari sekadar akrab di Turin. Ia telah merengkuh 19 gelar untuk Si Nyonya Tua. Tak hanya itu, puluhan gelar individu dan segenap rekor telah ia pecahkan selama membela panji putih-hitam.

Baca Juga

Salah satu kisah kesetiaan Buffon bersama Juventus terbukti kala terdegradasi ke Serie B Italia akibat kasus Calciopoli. Ia bertahan di Stadio Delle Alpi, markas Juventus saat itu, meski kawan karibnya seperti Fabio Cannavaro memutuskan hengkang ke Real Madrid.

Kesetiaan Buffon berbuah manis. Hanya dalam semusim, ia membawa Juventus promosi ke tempat yang ‘seharusnya’. Inilah yang membuat Juventus seakan belum punya pilihan lain selain Buffon untuk mengisi jatah kiper di skuat utama musim depan.

Bergabungnya kembali ke Bianconeri juga menyiratkan sesuatu. Ia belum kunjung meraih gelar Liga Champions sepanjang kariernya. Boleh jadi, ia masih penasaran untuk mencoba meraihnya pada musim 2019/20.


2. 2. Fabio Cannavaro

Fabio Cannavaro saat menjuarai Piala Dunia 2006 bersama Timnas Italia.

Fans Juventus mungkin pernah menyebutnya sebagai pengkhianat. Usai didatangkan Juventus dari Inter Milan pada musim 2004/05 dengan 10 juta euro (160 miliar rupiah), bek flamboyan ini membantu Bianconeri merengkuh titel Serie A Italia dua musim beruntun.

Namun, skandal Calciopoli membuat gelarnya melayang dan harus rela turun ke Serie B Italia. Cannavaro tidak bisa memperlihatkan loyalitas yang ditunjukkan oleh Buffon dan beberapa kawan lainnya. Sang pemain membuat para penggemar berang dengan keputusannya.

Hengkangnya Cannavaro untuk membela Real Madrid selama tiga musim ternyata tak membuat Juventus lupa akan jasanya. Si Nyonya Tua tak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali memulangkan sang pemain pada akhir musim 2009/10. Pasalnya, Los Blancos tak mempertahankan pria kelahiran Napoli ini.

Baca Juga

Kesempatan keduanya bermain dengan baju putih-hitam sempat memuaskan batin Juventini. Dirinya membangun lini belakang dengan apik bersama Giorgio Chiellini, Zdenek Grygera, Martin Caceres, Fabio Grosso, dan Nicola Legrottaglie. Ia juga bersua kembali dengan Buffon, kompatriotnya dalam keberhasilan menjuarai Piala Dunia 2006.

Sayangnya, musim gugur 2009 seolah menggugurkan reputasinya di depan publik Juventus. Semenjak diterpa cedera pada akhir 2009, tak ada lagi kata memukau dalam permainannya. Titik rendah Cannavaro di mata para pendukung ialah kala takluk dari Fulham dengan skor 1-4, saat dirinya diusir sang wasit akibat keteledoran sendiri.

Cannavaro seolah bukan menjadi bagian dari takdir kesuksesan Juventus. Tak diinginkan Bianconeri, ia angkat kaki ke Uni Emirat Arab untuk Al-Ahli pada musim panas 2010.


3. 3. Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci, bek tengah Juventus.

Kisah Bonucci serupa dengan yang dialami Buffon. Ia hanya menjadikan AC Milan sebagai ‘pelarian’ selama setahun penuh sejak awal 2017/18. Alih-alih kemenangan, karier Bonucci di Milan hanya dihiasi kritik pedas dan kekecewaan.

Situasi itu membuat Bonucci ingin pulang ke ‘rumahnya’. Ternyata, keinginan pria asal Viterbo ini disambut baik oleh petinggi klub Juventus. Si Nyonya Tua seolah tak memiliki dendam untuk kembali menerima Bonucci ke Turin meski pernah menerima pinangan sang rival.

Bonucci pernah menguak apa yang terjadi mengenai kepindahannya seharga 45 juta euro (718 miliar rupiah) ke Milan. Menurutnya, itu semua hanya didasari alasan emosional. Ia marah dengan Juventus yang gagal di partai puncak Liga Champions 2016/17.

Baca Juga

Rumahnya di Milan rupanya tidak sebaik yang ia tempati di Turin sejak musim panas 2010. Juventus menukarnya dengan Mattia Caldara tepat pada 2 Agustus 2018. Di sisi lain, Bianconeri pun tak kunjung bisa mencari jenderal lini belakang yang bermain sebaik dirinya.

Itu semua benar adanya. Bonucci memperlihatkan kapasitasnya hingga kembali berhasil merengkuh titel Serie A Italia musim 2018/19. 

ItaliaSerie A ItaliaJuventusGianluigi BuffonLeonardo BonucciFabio CannavaroLiga ItaliaBola InternasionalSepak Bola

Berita Terkini