x

Perihal Pemotongan Gaji, PSSI Dinilai Abaikan Standar Internasional

Jumat, 22 Mei 2020 10:45 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena

INDOSPORT.COM - Di masa pandemi virus corona, PSSI mengambil keputusan terkait pemotongan gaji pemain. Setiap klub diperbolehkan membayar gaji pemainnya maksimal sebesar 25 persen.

Kebijakan pemangkasan gaji dilakukan usai kompetisi dihentikan dengan status force majeure sejak Maret hinga Mei 2020 dikarenakan klub-klub tidak memiliki pemasukan selama masa pandemi.

Baca Juga
Baca Juga

Situasi ini mendapat sorotan publik, seperti yang datang dari Asosiasi Pesepak bola Dunia, FIFPro. Mereka menilai kebijakan pemangkasan gaji pemain Liga 1 dan Liga 2 bersifat sepihak.

"Selama krisis ini, kami telah melihat banyak keputusan dari asosiasi sepak bola yang tidak semestinya," cetus Direktur Legal FIFPro, Roy Vermeer, dalam rilisnya. 

"Mereka membuat resolusi yang sangat mengabaikan hak dasar pekerja. PSSI melakukan intervensi dalam hubungan kerja tanpa inisiatif untuk mengundang pemain," ujarnya.

FIFPro mempunyai hitungan terhadap gaji pesepak bola profesional di Liga 2 yang semakin di bawah standar akibat kebijakan pemotongan dari PSSI.

"Sebelum ada pemotongan, pemain Liga 2 hanya mendapatkan 200 dolar AS (sekitar Rp 2,9 juta). Nominal itu pun sudah di bawah standar minimum regional (UMR) sekitar 300 dolar AS (sekitar Rp4,4 juta)," sebut rilis FIFPro.

Baca Juga
Baca Juga

"Dengan pemotongan 75 persen, gaji menjadi hanya 50 dolar AS (sekitar Rp736.000) atau sekitar 17 persen dari gaji minimum (UMR)," imbuh Roy Vermeer.

"Fakta bahwa kebijakan ini masih berlaku sejak Maret merupakan bukti kalau PSSI tak peduli dengan standar internasional, bahkan standar kesejahteraan di Indonesia sendiri," pungkasnya.

PSSIFIFProLiga IndonesiaLiga 1Liga 2Bola IndonesiaBerita Liga 1Virus Corona

Berita Terkini