x

Mengintip Statistik Tammy Abraham, Pantaskah Jadi Ujung Tombak AS Roma?

Minggu, 15 Agustus 2021 17:14 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Tammy Abraham, pemain Chelsea yang santer dikabarkan akan segera bergabung AS Roma.

INDOSPORT.COM – Tammy Abraham selangkah lagi akan menjejakkan kakinya di AS Roma setelah klub ibu kota itu mencapai kesepakatan dengan Chelsea.

AS Roma sepakat membayar 40 juta euro (Rp677 miliar) ditambah biaya tambahan kepada Chelsea demi mendapatkan jasa Tammy Abraham.

Kedatangan Abraham pun tinggal menunggu waktu. Pasalnya, Edin Dzeko telah resmi menjadi bagian skuat Inter Milan di musim panas ini.

Baca Juga
Baca Juga

Penjualan pemain berusia 23 tahun tersebut oleh Chelsea disertai Buy Back atau klausul pembelian kembali dengan mahar 80 juta euro (Rp1,3 triliun) yang berlaku selama dua tahun.

Keputusan Tammy Abraham bergabung AS Roma sendiri dilaporkan berbagai pihak setelah sang pemain berbicara dengan perwaklian Il Lupi, Tiago Pinto.

Abraham bahkan telah mengucapkan selamat tinggal kepada Chelsea dan para penggemarnya pasca  melawan Cyrstal Palace di laga perdana Liga Inggris 2021-2022.

Ia yang tak turun di laga itu, melakukan salam perpisahannya dengan melambaikan tangan kepada para pendukung Chelsea sembari mengitari lapangan setelah laga berakhir.

Baca Juga
Baca Juga

Abraham sejatinya salah satu bomber yang diandalkan Chelsea dalam dua musim terakhir. Bahkan, ia berstatus top skor klub dalam dua edisi tersebut.

Namun, perannya dianggap tak sesuai dengan gaya bermain Chelsea arahan Thomas Tuchel. Alhasil, ia pun dilego demi mendapat menit bermain yang penting untuk pemain seusianya.

Dengan akan bergabungnya Tammy Abraham, mari sejenak melihat statistik sang pemain. Akankah ia menjadi ujung tombak andalan AS Roma?


1. Mengupas Statistik Abraham

Tammy Abraham, pemain Chelsea.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Tammy Abraham akan pergi dari Chelsea dengan status top skor klub dalam dua musim terakhir.

Di musim perdananya sebagai pemain utama Chelsea pada 2019/20, Abraham mencetak 18 gol dan 6 assist dalam 47 laga. Di musim selanjutnya, ia mencetak 12 gol dan 6 assist dalam 32 laga.

Catatan itu tak cukup baik. Namun jika dilihat dari kontribusi gol per menit, di musim 2019/20 Abraham punya kontribusi 1 gol tiap 123 menit dan di musim 2020/21 berkontribusi 1 gol setiap 86 menit.

Bisa dikatakan, Abraham memiliki rasio gol lebih baik ketimbang beberapa penyerang Chelsea. Bila dibandingkan penyerang AS Roma, pemain berkebangsaan Inggris ini nyatanya tak memiliki perbedaan jauh.

Sebagai contoh adalah Edin Dzeko. Di musim 2019/20, rasio gol penyerang Bosnia ini adalah 1 gol setiap 107 menit dan berkontribusi 1 gol setiap 134 menit di musim 2020/21.

Perlu digarisbawahi adalah, Abraham jauh lebih muda 11 tahun dari Dzeko. Perbedaan keduanya hanya ada pada pengalaman.

Lalu, jika melihat statistik melalui FBRef, dalam 365 hari terakhir ia memiliki rasio Non Penalty Goals (NPG) atau gol bukan dari titik putih dengan 0,5 gol per laga.

Lebih hebatnya lagi, rata-rata Non-Penalty Expected Goals (NPxG) nya mencapai 0,52 gol per laga yang menunjukkan bahwa Abraham benar-benar predator di depan gawang.

Sayangnya, karena Abraham bertipe Poacher maka ia memiliki statistik buruk dalam perihal Build Up Play. Hal ini sejatinya bukanlah alarm buruk mengingat AS Roma punya kreator dari lini sayap dan lini tengah.

Urusan dalam Build Up permainan selanjutnya akan dimainkan oleh para pembantu Abraham dari lini kedua, hal yang sama dengan skema Jose Mourinho kala memainkan Diego Milito di Inter Milan.

Pertanyaannya, apakah Abraham pantas memimpin lini serang AS Roma? Untuk menjawabnya, mari lihat saja keberhasilan transfer ini dan permainan sang pemain di sepak bola Italia.

ChelseaJose MourinhoAS RomaTammy AbrahamSepak Bola

Berita Terkini