x

Bedah Kualitas Benoit Badiashile, Alternatif Chelsea untuk Akali Mahar Besar Gvardiol

Minggu, 25 Desember 2022 09:40 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Benoit Badiashile, wonderkid AS Monaco

INDOSPORT.COM – Membedah kualitas Benoit Badiashile, bek AS Monaco yang jadi alternatif Chelsea untuk mengakali mahar besar yang tersemat pada diri Josko Gvardiol.

Bukan rahasia lagi jika Chelsea begitu meminati Josko Gvardiol dari RB Leipzig. Bahkan ketertarikan ini telah lahir sejak Januari 2022 lalu.

Nahasnya ketertarikan ini dan pembicaraan sepanjang Januari 2022 lalu urung menjadi transfer di bursa transfer musim panas kemarin.

Kegagalan mendatangkan bek berusia 20 tahun itu pada musim panas 2022 kemarin pun berbuah petaka bagi Chelsea, seiring meroketnya harga Gvardiol dan banyaknya minat dari tim besar lainnya.

Meningkatnya harga Gvardiol dan banyaknya tim yang masuk ke perburuannya tak lepas dari penampilan impresifnya sepanjang Piala Dunia 2022 lalu.

Baca Juga

Hal tersebut pun lantas membuat Chelsea mundur setapak demi setapak untuk memboyongnya. Apalagi RB Leipzig meminta mahar 100 juta euro (Rp1,6 triliun).

Karena membutuhkan bek baru dalam waktu dekat dan, Chelsea pun mengalihkan pandangannya ke sosok bek AS Monaco, yakni Benoit Badiashile.

Baca Juga

Dilaporkan oleh pakar transfer asal Inggris, David Ornstein, Chelsea tengah bergerak untuk mendatangkan bek berusia 21 tahun itu di Januari 2023 nanti.

Disebutkan bahwa Chelsea dan AS Monaco tengah menegosiasikan harganya yang lebih murah ketimbang Gvardiol, yakni sekitar 35 juta euro (Rp581 miliar).

Dengan beralihnya minat Chelsea dari Josko Gvardiol ke Benoit Badiashile, seperti apakah kualitas dair bek muda AS Monaco tersebut?

Baca Juga

1. Mantan Incaran Man United

Bek AS Monaco, Benoit Badiashile (kanan).

Benoit Badiashile dulunya merupakan wonderkid mantan incaran Manchester United di era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer.

Bek kelahiran Prancis 26 Maret 2001 ini sempat digoda oleh rival Chelsea tersebut pada musim panas 2020, atau saat dirinya baru berusia 19 tahun.

Kala itu, Badiashile menolak bergabung Man United karena lebih memilih mengembangkan kariernya yang baru seumur jagung di AS Monaco.

“Itu (menolak Man United) adalah pilihan yang tepat. Saya tidak memiliki musim yang bagus sejak berada di AS Monaco,” buka Badiashile kepada RMC Sport.

“Tidak (menyesal). Saya sama sekali tidak menyesal (menolak Man United),” pungkas Badiashile saat ditanya apakah menyesali keputusannya tersebut.

Baca Juga

Sejak menolak Man United, Badiashile pun menjadi andalan di lini pertahanan AS Monaco di era Leonardo Jardim, Roberto Moreno, Niko Kovac, hingga kini Phillipe Clement.

Di usianya yang baru 21 tahun, bek yang punya darah Republik Demokratik Kongo ini telah mencatatkan 135 penampilan bagi AS Monaco.

Baca Juga

Sebagai bek tengah, Badiashile dikenal dengan kemampuannya di duel udara mengingat tingginya yang mencapai 194 cm.

Selain andal di duel udara, Whoscored juga menyatakan bahwa Badiashile yang dominan kidal juga andal dalam melepaskan operan, sehingga ia cocok menempati posisi bek tengah kiri.

Dengan label tersebut, bagaimana kualitas lanjutan seorang Benoit Badiashile? Apakah benar ia bisa mengisi slot bek kiri tengah Chelsea yang rapuh sepeninggal Antonio Rudiger?

Baca Juga

2. Kualitas Badiashile

Benoit Badiashile (kanan) saat berduel dengan Kylian Mbappe

Dilansir dari laman statistik FBRef, Benoit Badiashile telah menunjukkan kemampuannya dalam mengisi posisi bek tengah kiri yang dikenal harus agresif seperti Rudiger.

Agresifitasnya terlihat dalam kemampuannya melepaskan operan progresif atau operan ke area lawan yang mencapai rataan 3,8 per 90 menit.

Karena kemampuannya membongkar garis lawan dengan operannya atau Breaking the Lines, Badiashile punya rataan 0,96 kali Shot-Creating Actions (SCA) atau tindakan berbuah tembakan per 90 menit.

Dilansir dari Understat, di musim ini Badiashile punya catatan mumpuni dalam hal menyerang, yakni 0,11 umpan kunci per 90 menit dan 0,54 tembakan per 90 menit.

Dengan kata lain, Badiashile telah menunjukkan keagresifannya sebagai bek tengah di usia muda dengan catatan yang amat mumpuni.

Baca Juga

Soal bertahan di Liga Prancis musim ini, Badiashile punya catatan apik yakni 80 persen tekel sukses, mencatatkan 17 intersep, 6 blok, 40 sapuan, dan hanya 1 eror yang berbuah peluang bagi lawan.

Kelemahan Badiashile pun terletak dalam dribel. Tak seperti Rudiger yang kerap melakukan tusukan, ia lebih pasif dan mengandalkan jangkauan operannya untuk membongkar garis lawan.

Baca Juga

Bisa dikatakan, Badiashile cukup untuk menjadi alternatif Chelsea jika kesulitan mendatangkan Josko Gvardiol yang punya harga selangit.

Tapi bila dibandingkan dengan Gvardiol, Badiashile merupakan alternatif yang buruk dari Chelsea untuk memiliki bek masa depan di sektor bek tengah kiri.

Apalagi saat ini Chelsea juga masih memiliki sosok Levi Colwill yang berposisi sama dengan Badiashile. Sehingga, pembelian ini pun akan membuat jebolan akademinya itu pergi.

Baca Juga
Bursa TransferChelseaAS MonacoBenoit BadiashileJosko GvardiolOne Football

Berita Terkini