x

Jangan Bandingkan Xavi dan Guardiola, Barcelona Juara Berkat Taktik 'Kotor' Mourinho

Senin, 15 Mei 2023 22:13 WIB
Editor: Juni Adi
Aksi Ferran Torres di laga Barcelona vs Cadiz (20/02/23). (Foto: REUTERS/Albert Gea)

INDOSPORT.COM - Permainan Barcelona di bawah asuhan Xavi Hernandez musim ini dinilai sangat membosankan meski mereka berhasil menjuarai Liga Spanyol 2022-2023.

Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Spanyol, La Liga musim 2022-2023 baru saja melahirkan sang juara yaitu Barcelona

Kepastian itu didapat setelah Barcelona meraih kemenangan meyakinkan 2-4 saat bertandang ke markas Espanyol, dalam lanjutan Liga Spanyol pekan ke-34 di Stadion RCDE, Senin (15/05/23) dinihari WIB.

Anak asuh Xavi Hernandez langsung mengambil inisiatif serangan lebih dahulu di awal-awal babak pertama mulai. Hasilnya, Barcelona sangat dominan dan bisa langsung unggul 0-3.

Robert Lewandowski membuat dua gol, dan satu gol lagi dicetak Alejandro Balde. Skor 0-2 bertahan hingga turun minum.

Baca Juga

Memasuki babak kedua, Barcelona menambah satu gol lagi melalui Jules Kounde menit ke-53. Skor berubah 4-0.

Namun selang 20 menit kemudian, Espanyol sukses memperkecil skor jadi 1-4, dan di penghujung laga Joselu mencetak gol keduanya. Skor 2-4 bertahan hingga laga bubaran.

Baca Juga

Tambahan tiga poin membuat Barcelona kokoh di puncak klasemen Liga Spanyol saat ini mengumpulkan 85 poin dari 34 pertandingan.

Raihan poin yang sulit dikejar pesaing terdekatnya, Real Madrid, di tempat kedua dengan 71 poin dari 34 pertandingan.

Selisih 14 poin, bikin Barcelona dipastikan merengkuh gelar meski pertandingan masih menyisakan empat laga lagi. Sementara Espanyol tertahan di peringkat 19 dengan 31 poin, terancam degradasi.

Baca Juga

1. Xavi Dinilai Duplikat Pep Guardiola

Ekspresi Xavi Hernandez dalam laga Liga Champions antara Barcelona vs Inter Milan

Gelar Liga Spanyol musim ini merupakan buah hasil dari kesabaran manajemen Barcelona dengan era kepelatihan Xavi Hernandez.

Sebelum Xavi datang, Barcelona tiga musim beruntun tak bisa memenangkan gelar La Liga yang terakhir kali dijuarai pada 2018-2019. 

Tiga musim berikutnya, tim asal kota Madrid silih berganti memenangkan perburuan gelar, Real Madrid (2019-2020 dan 2021-2022), dan Atletico Madrid (2020-2021).

Padahal Xavi Hernandez sendiri sempat diragukan bisa membawa Barcelona bersaing memperebutkan gelar di semua kompetisi yang mereka ikut, lantaran pengalaman karier kepelatihannya yang minim.

Sebelum membesut Barcelona, Xavi Hernandez lebih dahulu menangi tim asal Qatar, Al-Sadd SC. Pergantian puncuk pimpinan ditubuh manajemen Barcelona, dari presiden Josep Maria Bartomeu ke Joan Laport, membawa Xavi ke Camp Nou lagi.

Baca Juga

Tapi bukan sebagai pemain melainkan pelatih pada November 2021 lalu, menggantikan Ronald Koeman yang dipecat pertengahan musim.

Meski mendapat banyak kritikan atas penunjukan itu, tidak sedikit pihak yang percaya dengan kemampuan Xavi untuk mengembalikkan kejayaan Barcelona.

Baca Juga

Pasalnya sewaktu masih aktif menjadi pemain, Xavi dikenal sebagai salah satu gelandang cerdas. Hal itu membuat ia disamakan oleh Pep Guardiola ketika menjadi pelatih.

Apalagi Xavi memang salah satu murid didikan Pep Guardiola, sehingga filosi sepak bolanya mungkin banyak diadaptasi dari cara Pep melatih.

Soalnya sudah terbukti dengan enam gelar untuk Barcelona ketika Pep Guardiola melatih.

Apalagi ia memiliki DNA Barcelona, sehingga sudah paham betul identitas permainan tim Catalan itu, yang sempat krisis identitas sejak ditinggal Pep Guardiola dan Luis Enrique.

Baca Juga

2. Gagal Duplikat Guardiola, Malah Berkiblat ke Mourinho

Aksi Jose Mourinho di laga AS Roma vs Leicester City (06/05/22). (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)

Xavi pun menegaskan hal itu ketika ia pertama kali diperkenalkan ke publik sebagai pelatih kepala baru. 

Dalam kata-katanya, Xavi menyatakan siap membawa kejayaan yang lalu, dan mengembalikan identitas permainan dimana tujuan utama bukan hanya hasil untuk menang.

Tapi memang bermain bagus untuk bisa meraih kemenangan tersebut. Klaim tersebut membuat suporter lega, dan berharap bisa menjauh dari permainan jelek demi sebuah kemenangan seperti yang sempat dibawa Ronald Koeman.

Penerapan gaya permainan Xavi Hernandez yang dibayang-bayangi tiki-taka awalnya berhasil ia tertapkan pada sisa kompetisi 2021-2022.

Namun di kompetisi musim baru, 2022-2023, gaya taktik tiki taka ala Xavi tidak berjalan mulus di awal-awal musim. Alih-alih tim penantang juara, standar sepak bola mereka nampak seperti tim yang bakal kalahan, tak terlihat dominan.

Xavi kemudian merespon cepat kritikan permainan buruk Barcelona. Ia sadar timnya tidak akan bisa mengungguli Real Madrid dalam perburuan gelar, jika terlalu bermain terbuka.

Makanya, Barcelona dibuat lebih solid, alot dan pragmatis. Hasilnya terbukti, Blaugrana hanya kebobolan dua kali di kandang sepanjang La Liga musim ini berjalan.

Sayangnya kokohnya pertahanan Barcelona musim ini di liga tidak diimbangi oleh ketajaman di lini depan. Sebenarnya tidak masalah jika harus mengkhianati etos klub besar ini dengan lebih bagus dalam bertahan.

Toh, Barcelona kerap memperlihatkan unit pertahanan yang kuat dalam beberapa tahun ke belakang, dan pernah jadi klub para bek terbaik dalam sejarah sepak bola.

Namun tetap saja Barcelona tersandra dengan status tim atraktifnya Pep Guardiola, yang sangat bagus dalam bertahan dan menyerang bersama Lionel Messi.

Itu adalah kendala untuk semua manajer Barcelona, termasuk Xavi, yang harus berurusan dengan identitas tersebut.

Xavi telah mencoba untuk membangun serangan Barcelona dengan caranya sendiri, dengan mengandalkan kecepatan sisi sayap lebar, sehingga mengorbankan sisi tengah yang minim kreativitas.

Alhasil Barcelona kerap buntun dan kesulitan membongkar pertahanan lawan yang bermain dengan sistem pertahanan blok rendah.

Kesimpulannya, Barcelona sekarang seperti terlihat tim yang dilatih Jose Mourinho ketimbang Pep Guardiola. Dan meski Xavi yang memegang kendali.

Tapi Barcelona yang sekarang kita kenal mungkin tidak begitu menggembirakan seperti dahulu, yang selalu membuat fans kagum dengan permainannya, dan merasakan kemenangan sebagai hasilnya.
 

BarcelonaJose MourinhoXavi HernandezPep GuardiolaEspanyolLiga Spanyol

Berita Terkini