In-depth

Manis-Getir Karier Bernard Hopkins, Juara Dunia Tinju yang Jadi Mualaf di Penjara

Rabu, 13 Mei 2020 04:45 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Nama Bernard Hopkins alias Sang Algojo (The Executioner) tentu tak asing lagi di antara para penggemar tinju dunia. Walau tak setenar Mike Tyson, namun petarung seperti Oscar De La Hoya, Felix Trinidad, sampai Antonio Tarver, pernah roboh dipukul Bernard di atas ring. 

Bernard Hopkins adalah satu dari beberapa petinju dunia yang menjelma menjadi sosok inspiratif. Hopkins merupakan seorang juara dunia di kelas menengah dan berat ringan (light heavyweight). 

Ia meraih masa kejayaan di era akhir 90-an hingga medio 2000-an. Meski begitu, ia lebih dikagumi karena menjadi petinju tertua sepanjang sejarah. 

Ya, Bernard Hopkins masih aktif bertarung di atas ring tinju sampai sampai tahun 2016 atau ketika usianya menginjak 51 tahun!

Hopkins juga terkenal berkat kisah spiritualnya ketika ia memutuskan menjadi mualaf saat di penjara. Semua ini terangkum dalam manis-getir perjalanan karier Bernard Hopkins. 

Mengenal Tinju dan Islam di Penjara

Kehidupan masa muda Bernard Hopkins tidak dihabiskan di sekolah sebagaimana remaja pada umumnya. Pada usia 17 tahun Hopkins sudah harus masuk penjara. 

Dilansir dari Muslim Observer, ia masuk bui setelah mendapat vonis 18 tahun dengan dakwaaan pasal pidana berat untuk remaja di Philadelphia. 

Masuk penjara di usia 17 tahun adalah mimpi buruk buat semua orang. Apalagi, ia harus masuk di penjara Grateford yang dikenal sangat brutal.

Sebagai anak muda, Hopkins tak jarang harus jadi korban pengeroyokan atau pemukulan narapidana lain yang lebih kuat darinya. Dalam sebuah wawancara Hopkins menyebut penjara sebagai miniatur kehidupan kejahatan di dunia karena di tempat itu ia menyaksikan kejahatan yang lebih mengerikan .

Agar menjadi kuat, Hopkins pun mulai bangkit dengan berlatih tinju. Kebetulan di tempat itu ada seorang mantan petinju bernama Michael Wilson yang juga masuk di penjara tempat Hopkins mendekam. 

Selain belajar tinju, Hopkins juga menjadi seorang yang lebih religius. Selama di tahanan, ia banyak mempelajari Islam dari sesama rekannya di tahanan. Ia sering membaca Alquran dan buku-buku mengenai Islam.

Akhirnya, baru lima tahun mendekam, ia diputuskan bebas. Hopkins langsung memutuskan menjadi mualaf ketika keluar dari penjara.

Sebagai seorang mantan narapidana, yang bisa ia lakukan adalah bertinju karena hanya itu keahlian yang ia pelajari selama di penjara. Ia pun memutuskan menggeluti dunia tinju profesional. 

Akhir Getir 28 Tahun Karier Sang Algojo

Semenjak menjadi petinju profesional di kelas menengah dan berat ringan, Hopkins bukan cuma numpang lewat. Ia sukses menjadi juara dunia dan dinobatkan sebagai satu dari 10 petinju kelas menengah terbaik sepanjang masa

Di masa keemasannya, ia pernah menumbangkan petarung-petarung kelas dunia seperti Oscar De La Hoya, Roy Jones Jr., Felix Trinidad, Antonio Traver, dan Glen Johnson. 

Meski begitu, pencapaian terbesar Hopkins mungkin adalah karier tinjunya yang luar biasa panjang. Selama 28 tahun (1988-2016) Hopkins menggeluti dunia tinju profesional. 

Namun amat disayangkan, karier panjang Sang Algojo harus berakhir getir. Bernard Hopkins mengakhiri kariernya dengan tragis usai dipukul keluar ring di ronde delapan oleh Joe Smith Jr. 

Terakhir kali bertarung pada 2014, Hopkins semestinya sudah menggantungkan sarung tinju. Namun ia kembali ke atas ring menantang Joe Smith .

Hopkins sebetulnya cukup impresif dengan mampu menahan Smith sampai ronde kedelapan. Namun pada ronde tersebut Hopkins kepayahan menahan pukulan-pukulan keras Smith. 

Hopkins pun sampai terlempar keluar ring dan terkapar di lantai. Sampai hitungan ke-20 Hopkins tak kunjung bangkit hingga dinyatakan KO. 

Meski begitu, bagi Hopkins sendiri hal itu adalah cara terbaik untuk menutup kariernya. Walau bagi banyak orang hal itu mencoreng titel Sang Algojo yang ada padanya. 

"Ini pertarungan saya yang terakhir. Saya memastikan hal ini dan gembira dapat melakukannya." ujar Hopkins. 

"Saya yakin para penggemar tinju mengerti bahwa saya mundur sebagai seorang pejuang dan dikalahkan lawan yang sangat tangguh."