In-depth

Mimpi Siang Bolong Muhammad Ali, Tinju di Buckingham Palace dan Ditonton Queen Elizabeth II

Jumat, 13 November 2020 15:16 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
© Neil Leifer/Sports Illustrated via Getty Images
Pertarungan antara Muhammad Ali in action vs George Foreman 1974. Copyright: © Neil Leifer/Sports Illustrated via Getty Images
Pertarungan antara Muhammad Ali in action vs George Foreman 1974.
Muhammad Ali dan Perlawanan Terhadap Perang Vietnam

Rahaman, menghabiskan beberapa dekade di sisi Muhammad Ali dan menyaksikan saudaranya memenangkan gelar kelas berat dunia pada tiga kesempatan.

Ali menghabiskan empat tahun puncaknya diasingkan dari dunia tinju karena penentangannya terhadap Perang Vietnam.

Dalam bukunya yang berjudul My Brother, Muhammad Ali, Rahaman mengungkapkan bahwa saudaranya mendapat ancaman dari orang-orang yang akan mengebom rumahnya, menembak mobilnya, atau membunuhnya.

Istri kedua Ali, Belinda, pernah mendapat panggilan telepon tanpa nama yang mengatakan: "Sekarang Muhammad Ali menang, kamu kalah dan bom meledak pada jam 12."

Ancaman tersebut memang palsu, namun Ali siap menghadapi serangan, khususnya upaya penculikan. Dia memiliki ruang rahasia di bawah dapur di kamp pelatihan Deer Lake dan juga memiliki pintu jebakan di bawah meja besar.

Rahaman mengklaim Muhammad Ali memperoleh kekayaan sekitar 48 juta poundsterling pada 1978 atau setara dengan 270 juta poundsterling (Rp5 triliun) jika dikonversi hari ini. 

Namun kekayaan bersihnya justru diyakini hanya 2,8 juta poundsterling atau Rp52 miliar.

Sebagian kekayaan telah diberikan Ali untuk amal atau lenyap karena investasi yang buruk atau karena teman-temannya yang telah memanfaatkannya secara finansial.

Saat masih menjadi petinjuu, Ali juga pernah makan malam bersama dengan mantan bintang Manchester United George Best.

Namun ia gagal menyatukan kembali The Beatles pada 1970-an untuk acara amal, tetapi idenya tidak pernah membuahkan hasil.

Rahaman juga membenarkan Muhammad Ali pernah membuang medali emas Olimpiade 1960 Roma yang diraihnya ke Sungai Ohio.

Ali merasa "jijik dan marah" karena ditolak makan di restoran kampung halaman karena warna kulitnya.

Rahaman menambahkan: “Ketika kami sampai di Second Street Bridge, saudara laki-laki saya melemparkan medali kesayangannya di sungai.