In-depth

Kala Tinju 'Pansos' dengan MMA dan UFC

Minggu, 17 Januari 2021 17:42 WIB
Editor: Juni Adi
© LowKick MMA
Khabib, McGregor, dan Floyd Myweather. Copyright: © LowKick MMA
Khabib, McGregor, dan Floyd Myweather.

INDOSPORT.COM - Baru-baru ini dunia olahraga tinju dihebohkan dengan kabar adanya duel penuh gengsi berbeda arena antara Conor McGregor vs Manny Pacquiao pada tahun ini.

Keduanya memang sempat melempar kode untuk ingin saling tarung di atas ring, namun tak kunjung membuahkan hasil. Hingga akhirnya McGregor lah yang lantang berani menyatakan bakal melawan Pacquiao.

Padahal Conor McGregor sendiri sudah memilih pensiun dari dunia olahraga khususnya UFC belum lama ini. Pria asal Irlandia itu tampak frustasi dengan ketidakjelasan jadwal di tengah pandemi corona.

Kendati demikian McGregor masih menyimpan asa untuk bertanding, tapi bukan kembali ke arena MMA melainkan naik ring tinju melawan Manny Pacquiao.

Jika laga tersebut terjadi, maka ini akan jadi pertandingan tinju kedua McGregor. Sebelumnya, ia Dia sudah mencobanya kala menantang Floyd Mayweather Jr pada 2017 lalu. Meski, The Notorious keok TKO dari The Money di ronde ke-10.

Bak gayung bersambut, dilansir dari Mirror, pihak Manny Pacquiao pun siap menyanggupi tantangan Conor McGregor.  

Manny Pacquiao jelas bukan lawan sembarangan. Dia adalah petinju juara dunia yang mengoleksi gelar juara di 8 kelas berbeda.

Dalam catatan Boxrec.com, dia 62 kali menang dengan 39 kali KO dan 7 kali kalah. Meski sudah berusia 41 tahun, 'The Pac Man' pasti masih berbahaya.

Tinju Mulai Membosankan

Di sisi lain, adanya pertandingan yang dilakukan oleh dua atlet berbeda latar belakang arenanya merupakan teguran sendiri bagi dunia tinju. 

Sebab, hal itu bisa membuktikan bahwa olahraga adu jotos menggunakan sarung tangan itu sudah mulai membosankan dan kehilangan pamornya saat ini.

Hal senada juga diungkap oleh mantan petinju dunia Mike Tyson. Ia duduk bersama dengan Brendan Schaub di acara Food Truck Diaries dan memberikan tanggapannya soal adanya pertandingan tinju antara atlet MMA dengan tinju sendiri.

"Ini sebuah pengambilalihan (UFC terhadap tinju). Jika Anda menonton laga membosankan di UFC, Anda tidak akan pernah melihat kedua atlet itu berduel lagi."

"Mereka akan bekerja sebagai orang Eskimo di suatu tempat di Dakota Selatan sana."

"Orang tidak akan pernah melihat mereka lagi. Jadi, jika Anda berlaga di UFC, sebaiknya harus berjalan menarik atau Anda tak pernah tampil lagi," ucap Mike Tyson dilansir elalui Essentialysports.

Pamor MMA atau UFC Terus Menanjak

Apa yang dibilang Mike Tyson benar adanya yang mengatakan bahwa, MMA terutama UFC saat ini pamornya tengah menanjak ketimbang tinju, meski keduanya merupakan olahraga kategori yang sama yakni bela diri.

Maka dari itu promotor tinju dunia membuat gebrakan pada tahun 2017 lalu, dengan menggandeng duel antara atlet UFC v dengan petinju untuk pertama kalinya, antara Conor McGregor vs Floyd Mayweather.

Padahal dari segi pendapatan sendiri para petinju dunia bisa meraup keuntungan yang cukup besar dalam sekali naik ring. Laga antara Tyson Fury vs Deonty Wilder misalnya.

Dikutip dari Business Insider, Tyson Fury mengantongi uang sebesar 138 juta dollar AS, atau setara Rp 1,9 triliun seusai menang atas Deontay Wilder. 

Selain itu, baik Tyson Fury maupun Deontay Wilder juga menerima uang sebesar 5 juta dollar AS (sekitar Rp 68 miliar). 

Belum lagi, kedua petinju akan menerima uang sebesar 40 juta dollar AS (sekitar Rp 551 miliar) dari pay per view atau bayaran per tayang.

Hanya saja, meski tinju masih bisa menghadirkan keuntungan bagi para atletnya ketika menggelar pertandingan, namun mereka tidak bisa membeli popularitas lagi.

Mulai dari olahraganya hingga nama besar sang atlet yang kerap menghiasi media massa, seperti Conor McGregor hingga Khabib Nurmagomedov.

Faktor itu sudah diambil alih oleh MMA melalui UFC, yang banyak digemari para penggemar. Salah satu indikator yang jelas terlihat adalah mulai jarangnya ada siaran langsung laga tinju di televisi.

Di sisi lain, meredupnya tinju bertolak belakang dengan makin populernya seni beladiri campuran (MMA). Siaran langsung pertarungan MMA di Indonesia sendiri justru mulai banyak.

Perbandingan Jumlah Penonton

Laga Tyson Fury vs Deontay Wilder tercatat dihadiri 15.816 penonton yang datang langsung ke MGM Grand Garden Arena. Grand Garden Arena adalah stadion indoor dengan kapasitas sekitar 17.000 kursi. 

Berbeda dengan salah satu duel comeback Conor McGregor ke oktagon saat melawan Donald Cerrone pada Januari  2020 lalu juga berlangsung di Las Vegas. Namun, di lokasi dengan stadion yang lebih besar, yakni T-Mobile Arena.

Untuk laga UFC atau tinju, T-Mobile Arena tercatat mampu menampung 20.000 penonton. Dikutip dari The Guardian, laga McGregor vs Cerrone tercatat dihadiri sekitar 19.040 penonton