In-depth

Kekalahan Manny Pacquiao di Pilpres dan Bangkitnya Keluarga Diktator Filipina

Jumat, 13 Mei 2022 12:25 WIB
Editor: Juni Adi
© straitstimes/REUTERS/AFP
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kiri) dan Manny Pacquiao. Copyright: © straitstimes/REUTERS/AFP
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kiri) dan Manny Pacquiao.
Bangkitnya Pemimpin Diktator

Calon Presiden terpilih Filipina, Ferdinand Marcos Jr dan wakilnya Sara Duterte Caprio dikenal sebagai dua anak pemimpin otoriter.

Ferdinand Marcos Jr adalah anak dari mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos, sedangkan Sara Duterte adalah anak dari mantan Presiden Filipina terakhir, Rodrigo Duterte.

Dilansir AFP, berdasarkan penghitungan awal, jumlah suara untuk Marcos Jr jauh di atas saingan terdekatnya, Wakil Presiden Leni Robredo.

Dengan lebih dari 90 persen surat suara diproses, Marcos Jr telah mengantongi hampir 30 juta suara, lebih dari dua kali lipat dari jumlah suara untuk Robredo yang merupakan mantan pengacara HAM.

Hasil lengkap diperkirakan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk disahkan.

Marcos Jr berterima kasih kepada sukarelawan atas "pengorbanan dan pekerjaan" mereka selama berbulan-bulan. Namun, dia belum mengklaim kemenangan dan memperingatkan bahwa "penghitungan belum selesai".

"Mari kita tunggu sampai sangat jelas, sampai hitungannya mencapai seratus persen baru kita bisa merayakannya," ujarnya saat menyampaikan pidato larut malam dari markas kampanyenya di Manila.

Latar belakang Ferdinan Marcos Jr yang lahir dair keluarga diktator, membuat banyak pihak mengkhawatirkan gaya kepemimpinannya. 

Beberapa aktivis hak asasi manusia, pemimpin gereja Katolik, dan analis politik takut kemenangan Marcos Jr ini bakal memimpin dengan tinju yang lebih keras.

"Kami pikir itu (kemenangan Marcos Jr) bakal memperburuk krisis kemanusiaan di negara ini," kata sekretaris jenderal dari aliansi hak asasi manusia Karapatan, Cristina Palabay.

Sementara itu, analis politik Richard Heydarian memperingatkan kemenangan Marcos Jr dapat membuat pria itu mengganti dasar hukum untuk memperkuat kekuasaan dan melemahkan demokrasi.

"(Rodrigo) Duterte tidak pernah menghukum orang dan menggunakan uang untuk menjalankan agenda otoriternya ke logika yang ekstrem," kata Heydarian.

Marcos Jr merupakan anak dari mantan diktator Filipina yang menjabat lebih dari 50 tahun lalu. Ia dan calon wakilnya, Sara Duterte, menegaskan mereka adalah orang yang paling sesuai untuk "menyatukan" Filipina.