In-depth

Kekalahan Manny Pacquiao di Pilpres dan Bangkitnya Keluarga Diktator Filipina

Jumat, 13 Mei 2022 12:25 WIB
Editor: Juni Adi
© Steve Marcus/Getty Images
Manny Pacquiao, petinju profesional asal Filipina. Copyright: © Steve Marcus/Getty Images
Manny Pacquiao, petinju profesional asal Filipina.
Kalah di Pilpres

Ketenaran dan kehebatan Manny Pacquiao di dunia tinju rupanya tidak cukup menjadi modal untuk dirinya memenangkan pemilu presiden Filipina.

Ia dianggap gagal memberikan pukulan KO (knockout) di ajang Pilpres Filipina, setelah dia kalah dalam selisih suara dari dua rival utamanya dengan jarak yang besar.

Penghitungan awal Pilpres Filipina menunjukkan, Manny Pacquiao memperoleh kurang dari 4 juta suara, atau 6,8 persen suara dihitung.

Itu membuatnya tertinggal jauh di belakang kandidat terkuat Ferdinand Marcos Jr, yang mendapat lebih dari setengah suara, dan runner-up Leni Robredo.

Kekalahan itu tidak mengejutkan, survei pra-pemilihan menunjukkan bahwa Manny Pacquiao hampir tidak memiliki peluang untuk menang di Pilpres Filipina.

Meski belum diumumkan secara resmi hasil pemungutan suara Pemilu Presiden Filipina dari lembaga terkait, namun Manny Pacquiao sudah mengakui kekalahannya atas duet Ferdinand Marcos Jr dan Sara Duterte Carpio.

"Sebagai petinju dan atlet, saya tahu bagaimana menerima kekalahan," kata Pacquiao, 43, dalam sebuah video yang diposting di Facebook Selasa (10/05/22).

"Saya hanya berharap saat saya kalah dalam pertarungan ini, rekan-rekan Filipina saya, mereka yang berjuang, akan menang," ungkap dia, dilansir dari AFP.

Manny Pacquiao pun berdoa untuk keberhasilan pemerintahan Marcos, salah satunya bisa mengangkat kehidupan dan membantu banyak orang miskin.

Manny Pacquiao sendiri mempunyai program memerangi korupsi, memberantas narkoba dan meningkatkan kehidupan orang miskin, jika ia terpilih menjadi pemimpin Filipina.