x

Pelecehan Online Makin Marak, Petenis Beken Aldila Sutjiadi Serukan "Lawan!"

Minggu, 20 Maret 2022 20:49 WIB
Editor: Indra Citra Sena
Belakangan marak kasus pelecehan dan perundungan online via media sosial, bahkan turut menimpa petenis ternama sekaliber Aldila Sutjiadi.

INDOSPORT.COM - Kemajuan teknologi seringkali tidak dibarengi dengan sikap kedewasaan penggunannya. Belakangan justru marak kasus pelecehan dan perundungan online via media sosial, bahkan turut menimpa petenis ternama sekaliber Aldila Sutjiadi. 

Indonesia merupakan salah satu populasi pengguna internet terbesar di dunia, menduduki Empat Besar pada 2021 (berdasarkan data dari Internet World Stats 2021 Q1). 

Penggunaan internet yang masif menghadirkan peluang pada sebagian besar masyarakat, sekaligus meningkatkan risiko perilaku negatif secara daring dalam skala besar.

Baca Juga

Dari 171 juta pengguna internet, 49 persen orang telah dilecehkan secara daring. Dari jumlah tersebut, 78 persen memilih untuk tidak melaporkannya karena takut atau malu. 

Dalam lingkungan masyarakat yang dipenuhi hubungan interaksi kompleks berlandaskan kekuasaan dan pangkat, ditambah lagi dengan anonimitas pengguna, kekerasan berbasis daring cenderung dinormalisasi. 

Bahkan hal ini menjadi tantangan lebih karena belum ada ruang aman untuk korban menyuarakan pengalamannya dan mencari dukungan terkait isu kekerasan berbasis daring.

Sebagai seorang atlet berstatus petenis putri nomor satu Indonesia, Aldila Sutjiadi kerap menerima rentetan komentar negatif via daring yang berkaitan dengan pelecehan setelah pertandingan, entah menang atau kalah. 

“Saya telah menerima ratusan pesan yang menghina, melecehkan, bahkan mengancam keselamatan saya di sepanjang karier saya,” ungkap Aldila Sutjiadi dalam rilisnya kepada INDOSPORT, Minggu (20/3/22).

Kekerasan online terbukti menyebabkan tekanan mental yang berimbas kepasa kecemasan berlebih, serangan panik hingga depresi berat, dan meningkatnya berbagai risiko penyakit mental (PTSD). 

Aldila memberikan penjelasan bahwa efek dari kekerasan berbasis daring melumpuhkan tak hanya permainan, melainkan juga kesehatan mentalnya.

Baca Juga

“Pesan-pesan (kasar) ini telah mengganggu, menyebabkan tekanan mental, kehilangan fokus dan kepercayaan diri. Syukurlah, hari ini saya bisa lebih mengabaikan mereka dan tetap fokus pada permainan saya,” kata Aldila.

“Berbicara dengan atlet lain, saya menyadari bahwa isu ini lebih luas daripada yang saya perkirakan. Jadi, saya putuskan sudah waktunya buat melakukan sesuatu tentang kekerasan online ini," cetusnya. 

Kekerasan online dapat menargetkan siapa saja untuk menjadi korban, terutama kaum perempuan yang tampaknya menjadi korban paling banyak. Aldila ingin kampanye ini berbicara mewakili mereka semua.

Permasalahan ini bukan hanya dialami oleh para olahragawan, pelaku pelecehan juga memangsa korban paling rentan dan mereka yang cuma punya sedikit kekuatan untuk melawan. 

Selama bertahun-tahun, kekerasan online telah meningkat dan menyakiti banyak orang, mulai dari perempuan dan remaja sangat rentan. Dalam dua tahun terakhir lockdown saja, pelecehan online telah meningkat hingga 300 persen.

Beberapa waktu lalu, Aldila Sutjiadi baru meluncurkan kampanye sosial, yaitu #SayNoToOnlineAbuse, yang mengambil sikap tegas terhadap masalah berbahaya ini. 

Baca Juga

Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang efek buruk dari perundungan dan pelecehan online yang terjadi tidak hanya pada atlet dan selebriti lainnya, tetapi dapat terjadi kepada siapa saja di media sosial.

“Saya tergerak untuk memulai #SayNoToOnlineAbuse karena saya sendiri mengalami pelecehan ini selama bertahun-tahun," jelas Aldila. 

"Menggunakan platform saya sebagai seorang atlet, saya ingin kampanye ini menarik perhatian tidak hanya pada apa yang terjadi kepada kami, tetapi juga kepada masyarakat luas,” imbuhnya.


1. Aldila Didukung Bullyid Indonesia

Belakangan marak kasus pelecehan dan perundungan online via media sosial, bahkan turut menimpa petenis ternama sekaliber Aldila Sutjiadi.

Dalam video kampanye ini menunjukkan setiap penghinaan menyakitkan (bahkan secara gambar) yang diterima Aldila di lapangan. Ia melawan satu-satunya cara yang dia bisa, dan dia tahu yang terbaik, dengan menghancurkannya di seberang lapangan untuk dilupakan. 

Menunjukkan kekuatannya dan penolakannya untuk menjadi korban yang bungkam sejak lama, serta teriakan supaya orang lain mengambil sikap dan melawan.

Baca Juga

Aldila turut mengajak Bullyid Indonesia, sebuah organisasi yang mengedukasi masyarakat korban kekerasan online untuk bekerja sama dalam kampanye ini.

“Kami mendirikan Bullyid Indonesia dua tahun lalu setelah melihat dampak serius dari kekerasan online di Instagram," ujar Founder and Executive Director of Bullyid, Agita Pasaribu. 

Masalah ini meningkat dalam lima tahun terakhir. Sayangnya, masyarakat cenderung mengabaikan, banyak korban yang bungkam dan publik melihat pelecehan dan kekerasan online sebagai bagian dari situasi normal bila ingin berada di platform media sosial.

Baca Juga

“Ketika Aldila menghubungi kami untuk bermitra dalam meningkatkan kesadaran tentang dampak kekerasan online, kami merasa itulah gerakan yang baik untuk dilakukan," tutur Agita. 

"Aldila sebagai juru bicara menyoroti masalah ini dan mendorong orang lain yang menderita dalam diam untuk angkat bicara. Bullyid Indonesia adalah ruang aman dan tempat yang bisa mereka datangi untuk meminta bantuan dan dukungan,” pungkasnya. 


2. Pelaporan Kasus Pelecehan Online

Belakangan marak kasus pelecehan dan perundungan online via media sosial, bahkan turut menimpa petenis ternama sekaliber Aldila Sutjiadi.

Diketahui, Bullyid Indonesia menyediakan fasilitas konsultasi serta saluran hotline bantuan yang terbuka untuk semua orang. 

Tujuannya yakni memberikan semua korban akses yang sama ke kesehatan mental dan dukungan hukum, LSM yang melaporkan pelecehan dan kekerasan secara daring bekerja sama dengan Badan Kejahatan Siber Nasional.

Baca Juga

Mereka memberikan konsultasi hukum dan psikologis dengan konselor berlisensi yang tersedia setiap hari pada pukul 09.00-20.00 WIB. Bullyid Indonesia ingin mendidik dan memberdayakan mereka untuk berjuang dan memulihkan diri.

“Meningkatkan kesadaran saja tidak cukup. Kita perlu memberi dukungan nyata kepada mereka yang membutuhkan dan Bullyid Indonesia adalah LSM yang berkomitmen untuk memberi dukungan kepada korban dalam mengatasi dampak penyalahgunaan online,” pungkas Aldila.

Peluncuran kampanye ini bertepatan dengan perayaan Internet Safer Day yang diperingati setiap 8 Februari. Aldila Sutjiadi berharap kampanye #SayNoToOnlineAbuse dapat berkontribusi dalam menciptakan kultur internet yang lebih aman bagi kita semua.

Ikuti dan dukung #SayNoToOnlineAbuse melalui akun Instagram pribadi Aldila Sutjiadi, @dila11.

InstagramAldila SutjiadiTenisBerita Tenis

Berita Terkini