x

Ditinggal Li Yongbo, Kepala Bulutangkis China Akui Timnya Kehilangan Dominasi

Senin, 4 April 2022 04:58 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
Direktur Asosiasi Bulutangkis China (CBA), Zhang Jun, akui timnya sedang kehilangan dominasi sejak 5 tahun kepergian Li Yongbo sebagai kepala pelatih lama.

INDOSPORT.COM - Direktur Asosiasi Bulutangkis China (CBA), Zhang Jun, akui timnya sedang kehilangan dominasi sejak lima tahun kepergian Li Yongbo sebagai kepala pelatih lama.

Melansir laman Sohu, pada Jumat (01/04/22), disebutkan bahwa sejak kepergian Li Yongbo dari pelatnas bulutangkis  China pada 11 Mei 2017, prestasi di pelatnas Negeri Tirai Bambu tak seperkasa dulu.

Baca Juga

Ya, Li Yongbo adalah sosok sentral dalam dominasi China, termasuk dekade terakhir.  Melalui kepemimpinannya, Li Yongbo membuat China mencetak pebulutangkis handal  dan sang juara.

Total, Li Yongbo membawa China memenangkan 18 medali olimpiade emas, 10 Piala Sudirman, 9 Piala Uber, dan 5 Piala Thomas. Lebih dari 90 juara dunia telah dia cetak.

Namun sejak itu, dominasi China di cabang olahraga bulutangkis, dianggap naik dan turun.  Hal itu ditandai pada perhelatan Olimpiade Rio 2016.

Baca Juga

Pada Olimpiade di Rio 2016, prestasi itu anjlok dengan hanya meraih dua emas.  Beberapa nomor unggulan seperti ganda putra dan tunggal putri juga gagal mempersembahkan medali.

Li Yongbo sebagai kepala pelatih bulutangkis China saat itu, langsung menjadi sasaran atas kemerosotan prestasi atlet China di Olimpiade Rio 2016.

Sampai akhirnya, Li Yongbo pun memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala pelatnas Asosiasi Bulutangkis China (CBA) dan memulai lembaran baru.

Baca Juga

Melansir Tengxun Sport, saat itu dia mengaku lelah setelah dua dekade lebih menjadi kepala pelatih dan ingin memberi kesempatan untuk generasi muda dalam memimpin tim nasional China.

Kini, sudah 5 tahun sejak Li Yongbo tak lagi di pelatnas bulutangkis China, sosoknya mulai disinggung oleh direktur baru di pelatnas China, Zhang Jun. Terlebih prestasi para atlet China sedang dalam kondisi kurang stabil secara prestasi.


1. Regenerasi Atlet yang Dianggap Lambat

Mantan kepala pelatih bulutangkis China, Li Yongbo, bersama Fu Haifeng dan Zhang Nan di Olimpiade Rio 2016.

Masih melansir laman Sohu, saat ini Zhang Jun adalah seorang pelatih kepala di tim pelatnas bulutangkis China. Salah satu catatan dalam kepemimpinannya adalah beberapa sektor mengalami proses regenerasi yang lambat.

Seperti contohnya di sektor tunggal putra. Setelah Chen Long dan Shi Yuqi, tercatat belum ada pemain yang memiliki catatan setara dengan para seniornya.

Baca Juga

Pada Piala Thomas 2020 lalu misalnya. Selain Shi Yuqi, China memiliki tunggal putra muda seperti Lu Guang Zu, hingga Li Shi Feng. Sayangnya, prestasi mereka masih jauh jika dibandingkan dua seniornya.

Zhang Jun percaya bahwa pelatnas bulutangkis China sedang kehilangan dominasinya. Tentu saja hal itu cukup jauh jika dibandingkan dengan kuatnya dominasi bulutangkis nasional pada puncak 2012.

Sekarang, China hanya bisa mengandalkan beberapa nama, seperti Wang Yilyu/Huang Dong Ping, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, Chen Yufei, hingga Zheng Siwei/Huang Yaqiong.

Baca Juga

Hanya saja, kekuatan bulutangkis di berbagai benua sekarang sudah merata. Bahkan banyak pebulutangkis berstatus ‘kuda hitam’ mampu mendominasi dan menjadi juara,

Seperti halnya Juara Dunia 2021 yang berhasil disabet oleh Loh Kean Yew. Munculnya sosok Lakshya Sen yang bisa menjadi runner up All England 2022, dan masih banyak lagi.

Jika kekuatan China masih sama, maka kemerosotan itu bisa saja akan berlangsung lama, dan hal itu tak diharapkan oleh Zhang Jun.

Baca Juga

Pada akhir kalimat yang dilansir dari Sohu, Zhang Jun pun mengaku bahwa banyak orang dulu percaya bahwa kemerosotan bulutangkis China pada 2016 lantaran berada di bawah kepemimpinan Li Yongbo.

Hanya saja, sejak  Li Yongbo mundur, situasi tim nasional tak juga membaik. Kini, kesuksesan Li Yongbo hanya bisa dikenang oleh Zhang Jun, sembari berharap bahwa tim nasional tidak terus mundur.


2. Datangkan Pelatih Korea Selatan dengan Nilai Kontrak Fantastis

Asosiasi Bulutangkis China datangkan pelatih asal Korea Selatan, Kang Kyung-jin dengan nilai fantastis demi proyeksi Olimpiade Paris 2024.

Setelah kepergian Li Yongbo pada 2017, kini di bawah kepemimpinan Zhang Jun, pelatnas bulutangkis China berhasil menggondol 2 medali emas dan 4 medali perak di Olimpiade Tokyo 2020.

Zhang Jun pun memproyeksikan medali lebih baik di perhelatan Olimpiade Paris 2024 mendatang. Salah satunya dengan mendatangkan Kang Kyung-jin.

Kang Kyung-jin adalah pelatih bulutangkis ganda asal Korea Selatan yang menjadi pelatih asing pertama di pelatnas bulutangkis China sejak 2019-2021.

Usai kontraknya berakhir pasca Olimpiade Tokyo 2020, Kang Kyung-jin kembali didatangkan Zhang Jun ke China dengan gaji mencapai 1 miliar won (sekitar Rp11,9 miliar) untuk 2022-2024.

“Mantan pelatih Kang Kyung-jin menerima panggilan kerja berulang kali dari Ketua Asoasiasi Bulutangkis China (CBA) , Zhang Jun.Pihak China setuju untuk memberinya gaji sesuai untuk permintaannya.” kata seorang pejabat Asosiasi Bulutangkis Korea (BKA) melansir Korea Town Daily.

Baca selengkapnya: Demi Boyong Pelatih Bulutangkis Korea, China Rela Kuncurkan Dana Fantastis

BulutangkisBerita BulutangkisAsosiasi Bulutangkis China (CBA)Zhang JunLi Yongbo

Berita Terkini