Mengenal Berry Angriawan/Hardianto, Ganda Putra Terakhir yang Juara Australian Open

INDOSPORT.COM - Berikut profil Berry Angriawan/Hardianto, ganda putra terakhir dari Indonesia yang sukses menjuarai Australian Open.

Australian Open 2022 adalah turnamen bulutangkis level Super 300 yang berlangsung di Sydney, 15-20 November mendatang.

Turnamen ini menjadi penutup rangkaian agenda super series bulutangkis di 2022, sebelum BWF menggelar World Tour Finals di Guangzhou, Desember nanti.

Indonesia mengirimkan tiga wakilnya di Australian Open 2022, dua diantaranya ialah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Sementara satu pasangan lainnya datang dari pemain profesional, Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Fahlevi Isfahani.

Setelah tersingkir dari persaingan BWF World Tour Finals, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya tak berpartisipasi di Australian Open.

Padahal, Marcus/Kevin pernah menjadi juara di turnamen ini, tepatnya pada edisi Australian Open 2016, sebelum mereka menjelma jadi raksasa ganda putra dunia.

Namun faktanya, tahta mereka sempat direbut oleh Berry Angriawan/Hardianto, yang menjadi juara Australian Open 2018.

Siapa Berry Angriawan/Hardianto, yang berhasil mengkudeta gelar Marcus/Kevin? Dan mengapa nama mereka sudah tidak muncul di Pelatnas PBSI belakangan ini?

Berikut INDOSPORT mengupas tuntas siapakah Berry Angriawan/Hardianto, pasangan ganda putra Indonesia terakhir yang menjuarai turnamen Australian Open.

1. Prestasi Berry/Hardianto

Pasangan Berry Angriawan/Hardianto adalah senior bagi Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, tetapi mereka terhitung sebagai junior bagi Moh Ahsan/Hendra Setiawan.

Berry (kelahiran Sukabumi, 3 Oktober 1991) adalah pemain jebolan PB Djarum, sementara Hardianto (kelahiran Cilacap, 28 Februari 1993) adalah pemain binaan Mutiara Cardinal.

Salah satu pencapaian terbaik mereka adalah meraih medali emas tim ganda putra di Kejuaraan Asia 2016, dan medali emas tim ganda putra dari ajang SEA Games 2017.

Untuk level BWF World Tour, Berry/Hardianto pernah meraih juara Australian Open 2018, dan runner up di New Zealand Open 2018.

Sebelumnya, saat baru saja dipasangkan, Berry/Hardianto juga pernah juara Malaysia Masters 2017 hingga Thailand Open 2017.

Mundur dari Pelatnas PBSI

Berry Angriawan/Hardianto sebenarnya pernah jadi bagian dari Pelatnas, sebelum akhirnya mundur di akhir tahun 2019 lalu.

Keputusan untuk mengundurkan diri dari Pelatnas diambil karena mereka menyadari betul bahwa performa mereka di sepanjang tahun 2019 lalu, tidak terlalu memuaskan.

Podium juara Australian Open 2018 adalah gelar terakhir yang bisa mereka raih. Alhasil, demi regenerasi, Berry/Hardianto memilih untuk mundur dan jalan masing-masing.

Pengorbanan mereka terbayar dengan munculnya banyak bibit-bibit baru Pelatnas PBSI, sebut saja Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Bagas Maulana/M. Shohibul Fikri, hingga Pramudya/Yeremia Rambitan.

2. Perjalanan Menuju Titel Australian Open

Perjalanan Berry Angriawan/Hardianto menuju tahta juara Australian Open 2018 terbilang mulus, pasalnya mereka adalah pemain unggulan pertama di ganda putra.

Berry/Hardianto berturut-turut menjegal pemain Amerika, Thailand, dan bertemu lawan kuat di fase perempat final, yaitu duo Jepang, Masato Takano/Yoshiki Tsukamoto.

Memasuki semifinal, Berry/Hardianto berjumpa wakil India, hingga lolos ke final bertemu sesama wakil Indonesia, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf Santoso. Hasilnya, Berry/Hardianto menang dalam pertarungan tiga set atas lawannya.

Berry/Hardianto menang 21-9 di game pertama, tetapi mereka kena comeback 9-21 di game kedua. Babak rubber berjalan sengit, dan akhirnya mereka menang 21-15.