Sarengat, dari Tenis, Menclok jadi Kiper Hingga Berakhir Sebagai yang Tercepat di Asia
Sarengat lahir di Banyumas, 28 Oktober 1939. Dia adalah anak tertua dari 10 bersaudara. Ayahnya, Prawirosuprapto adalah seorang guru yang hobi bermain tenis. Dari ayahnya, Sarengat mengenal olahraga tenis. Dia dan ayahnya kerap bermain tenis dengan bola bekas dan raket seadanya.
Pamannya adalah seorang penjaga gawang. Melihat pamannya bermain sepakbola, dia tertarik. Dia menghabiskan waktunya untuk bermain sepakbola dengan berposisi sebagai kiper, sejak SD sampai SMA.
Sampai akhirnya, dia masuk ke klub Indonesia Muda Surabaya. Tetapi saat itu dia kesal karena kerap duduk di bangku cadangan.
Dia lantas memutuskan untuk terjun ke dunia atletik. Merasa sesuai dengan bakat yang mengalir di aliran darahnya, dia jatuh hati pada cabang ini. Kecintaannya itu membuatnya gigih berlatih sehingga memenangkan banyak perlombaan lari.
Prestasi tersebut membuatnya diminta untuk mengikuti pelatnas. Saking gigihnya, Sarengat berlatih keras hingga melupakan pendidikannya. Hal itu kemudian membuatnya tidak lulus SMA pada 1959. Dia baru lulus SMA tiga tahun kemudian, di Jakarta.