Legenda Olahraga

Sarengat, dari Tenis, Menclok jadi Kiper Hingga Berakhir Sebagai yang Tercepat di Asia

Kamis, 13 Oktober 2016 19:00 WIB
Editor: May Rahmadi
 Copyright:
Menjadi Dokter Pribadi Wakil Presiden

Di Jakarta tahun 1961, Sarengat tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena masalah biaya. Letnan Jenderal GPH Djatikusumo, staf Angkatan Darat pertama, saat itu menyarankan Sarengat untuk masuk ke dinas AD demi mendapatkan beasiswa.

Dia akhirnya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Di tahun pertama itu, kuliahnya berantakan karena fokus berlatih untuk mengikuti Asian Games keempat.

Dia kemudian menyelesaikan karir atletiknya pada 1963 dan memutuskan untuk fokus menyelesaikan pendidikan dokternya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, dia menjadi dokter tentara AD, dengan pangkat terakhir Kolonel CKM (Corps Kesehatan Militer). Ketua tim dokter kepresidenan saat itu, Brigjen dr. Rubyono Kertapati, mengusulkan nama Sarengat untuk menjadi dokter pribadi Wakil Presiden Sultan Hamengkubuwono IX pada tahun 1973-1978, dan kemudian Wakil Presiden Adam Malik pada tahun 1978-1983.

Setelah itu dia kembali ke dunia olahraga dengan menduduki kursi ketua bidang pembinaan prestasi PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), dan sekertaris jenderal KONI Pusat.

Terakhir, dia menjadi ketua Sports Campus Wijaya Kusuma (SCWK), sebuah klinik rehabilitasi pengguna narkoba melalui pendekatan olahraga. SCWK menekankan pentingnya olahraga dalam proses penyembuhan korban narkoba.