Imam Nahrawi Aman dari Reshuffle, Mengapa dan Apa Dampaknya untuk Olahraga Nasional

Rabu, 27 Juli 2016 16:44 WIB
Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Raihan 1 tahun Imam Nahrawi sebagai Menpora

Sejak dilantik jadi Menpora pada 27 Oktober 2014, Imam Nahrawi ternyata memiliki sejumlah raihan prestasi yang bisa dibanggakan. Seperti dilansir dari web resmi Menpora, Indonesia mampu menjadi juara dunia wushu atas nama atlet, Moria Manalu, Indonesia juga meraih peringkat ketiga kejuaraan dunia angkat besi di Kazakhstan di nomor tim angkat besi putra. 

Itu raihan untuk single kompetisi dan baru dari dua cabor. Jika untuk multievent, Indonesia sukses menjadi juara umum di ASEAn University Games 2014, meraih peringkat 7 dari 42 negara yang bertanding di ASIAN BEACH Games 2014. Sayang di event Sea Games 2015, Merah Putih hanya mampu bertengger di peringkat 5. 

Prestasi-prestasi itu diawal kepemimpinan Imam sebagai Menpora. Yang teranyar, Indonesia diantaranya mampu keluar sebagai juara umum di ajang Gothia Cup 2016, juara dunia BWF 2015 lewat ganda Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan prestasi teranyar lainnya. 

Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur, Imam Nahrawi membangun Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) di Cibubur, Jaktim, dibangunnya 56 GOR di 33 provinsi di seluruh Indonesia, menjadi penyelenggara TAFISA World Sport 2016 serta hampir menjadi tuan rumah MotoGP 2017. 

Saat memutuskan pembekuan PSSI, Imam Nahrawi memberikan solusi jangka pendek untuk pesepakbola nasional yang menganggur karena kompeitis mati. Imam menyelenggarakan kompetisi Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden. 

Lebih jauh Imam juga memberi agenda untuk pembangunan dan mempopuler olahraga nasional dengan mengeluarkan SK terkait dana pensiun atlet yang rencananya akan turun pasca Olimpiade Rio de Janiero serta adanya program 1000 lapangan di desa-desa. Sampai pada Desember tahun lalu dilaporkan sudah terbangun 400 lapangan di seluruh desa. 

211