Critic Sport

Punahnya Klub-Klub Olahraga Indonesia yang Membuat Prestasi Hanya Sekedar Mimpi

Senin, 26 September 2016 15:02 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Tengku Sufiyanto
© Yves Lacroix/Badminton Photo
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, salah satu atlet Indonesia yang berprestasi di ajang internasional. Copyright: © Yves Lacroix/Badminton Photo
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, salah satu atlet Indonesia yang berprestasi di ajang internasional.
Kritik INDOSPORT

Diperlukan niatan dari pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, untuk kembali membangkitkan klub-klub olahraga Indonesia yang kini keberadaannya nyaris punah. Klub atau perkumpulan olahraga menjadi jalan pertama bagi para atlet muda untuk mengembangkan prestasi mereka hingga mampu berbicara banyak di level internasional.

Anggota Komisi X DPR RI, Yayuk Basuki, menyebut jika kini bola ada di tangan pemerintah dan para pemangku jabatan. Prestasi olahraga Indonesia akan lebih berkembang jika sistem perundang-undangan baru mengatur secara jelas peranan besar klub untuk wadah para atlet.  

“Mengacu pada sistem, atlet ini mau dibawa ke mana?, klub, PB, atau Pemda?. Tapi, jika ada klub yang berminat tentu akan lebih baik untuk atlet bergabung di dalamnya. Karena jujur semakin punahnya klub membuat prestasi olahraga kita semakin menurun. Klub adalah kepanjangan tangan dari PB,” tegas Yayuk.

Tumpang tindih peranan stakeholder olahraga Indonesia, KONI, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang terlihat tak padu semakin memperumit keadaan. Klub-klub olahraga Indonesia seolah tak memiliki satu tempat yang jelas untuk menaungi mereka, Kemenpora seharusnya berinisiatif untuk mengubah sistem yang lebih ramah bagi klub-klub tersebut.

Di awal, pemerintah mungkin dapat memberikan bantuan anggaran melalui KONI, untuk kesejahteraan para klub yang tengah berupaya membina atlet. Nantinya, jika dilakukan secara konsisten, klub tersebut akan melahirkan atlet berprestasi di kancah dunia, dan tentunya para klub akan sejahtera dengan sendirinya.

Klub-klub yang telah menghasilkan atlet berprestasi dan dikenal di dunia akan mampu menarik banyak sponsor dan mereka mulai dapat berjalan mandiri. Dana yang diperoleh nantinya akan kembali digunakan untuk pengembangan atlet muda lainnya.

Jika klub-klub Indonesia terus berjalan seperti itu, bukan mustahil prestasi olahraga Indonesia akan terus maju. Tak mandek dan justru semakin mundur di usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menginjak tujuh dekade kini.

324