Tak Lama Ada Kabar, Ade Rai Cecar Kasus Doping

Selasa, 18 Oktober 2016 22:05 WIB
Editor: Mitjanna Lotusina Rangkuti
 Copyright:

Mantan atlet binaraga Indonesia, Ade Rai, meminta Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) memberantas penggunaan doping olah para atlet binaraga di berbagai kejuaraan nasional.

Menurutnya, kebijakan memberantas penggunaan doping masih minim di Indonesia. Ade Rai yang sudah berkecimpung selama kurang lebih 20 tahun di dunia binaraga merasa masih banyak para praktisi yang menggunakan doping dalam proses pembentukan otot.

"Biasanya mereka memakai anabolic steroid, selain itu juga growth hormone. Tindakan itu harus ditertibkan dengan cara melakukan uji doping berstandar badan antidoping dunia (WADA) untuk semua atlet binaraga yang ikut dalam kejuaraan nasional di bawah PABBSI," ujar Ade Rai dilansir dari Antara.

Pria bernama asli I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai itu melanjutkan, penggunaan doping dalam olahraga binaraga sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Selain itu, doping juga mencederai jiwa sportivitas dan menghilangkan kesempatan berkompetisi para atlet binaraga yang memang membentuk badannya secara alamiah.

Sayangnya, menurut Ade, doping dalam dunia binaraga dianggap hal lumrah. Ini didukung dengan belum adanya peraturan ketat yang diterapkan pada dunia binaraga. Bahkan, dia berani mengatakan lebih dari 50 persen atlet binaraga Indonesia menggunakan doping.

"Saya yakin 100 persen akan hal itu. Masalahnya adalah, peraturan tentang doping sangat longgar, bukan cuma untuk kejuaraan nasional, tetapi juga kejuaraan internasional. Ada anggapan penyelenggara lomba bahwa jika aturan uji doping diperketat, tidak akan banyak peserta yang ikut dan ujungnya industri bisa kolaps," tutur Mr. Asia tahun 1995 dan 1998 itu.


Ade Rai saat menghadiri sebuah pertarungan MMA.

Dia menyesalkan apa yang terjadi di Pra-PON dan PON XIX di Jawa Barat, di mana atlet binaraga hanya dilakukan tes doping acak dan tidak menyeluruh. "Semestinya seluruh atlet termasuk yang juara pertama, kedua dan ketiga, semua dites. Ini sering kali tidak dilakukan karena alasan biaya," katanya.

Ade Rai pun berharap besar pada PABBSI di bawah kepemimpinan Rosan P. Roeslani. Jika ingin menghancurkan praktik doping di binaraga, Ade Rai mengusulkan agar PABBSI mengadakan pertemuan dengan para pelaku dan pengurus olahraga binaraga dari seluruh Indonesia.