KONI Jatim Bagi Bonus Pertengahan Desember 2016

Jumat, 18 November 2016 02:01 WIB
Kontributor: Fajar Kristanto | Editor: Arief Rahman Hakim
 Copyright:

Butuh waktu lama bagi wakil-wakil olahraga Jatim di PON kemarin untuk dapat menerima bonus. Tetapi, Jatim lebih beruntung ketimbang kontingen DKI Jakarta. Sebab, hingga kini bonus sebesar Rp1 miliar bagi wakil ibu kota tersebut belum diketahui kapan akan diserahkan.

Namun atlet-atlet Jatim telah mendapat kepastian soal bonus. Meski bonus dibagikan Desember, namun para peraih medali bagi Jatim itu belum mendapatkan haknya itu secara utuh.

KONI Jatim akan membagikan bonus tersebut dengan cara mencicil. Alasannya, anggaran untuk bonus yang dimiliki induk organisasi olahraga se-Jatim tersebut terbatas.

"Bulan Desember dibagikan ke semua peraih medali dengan total sebesar Rp90 miliar. Sisanya 25 persen dibagikan Februari tahun depan," ungkap Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung, kepada wartawan di KONI Jatim.


Atlet-atlet berprestasi Jatim akan mendapatkan bonusnya pada Desember 2016 dan Februari 2017.

Total anggaran yang diajukan KONI Jatim ke Pemprov Jatim untuk bonus peraih medali senilai Rp130 miliar.

"Medali emas tetap Rp250 juta. Bonus akan kami bagikan pertengahan Desember. Waktu pembagian bonus kami ratakan kepada semua yang berhak," kata Erlangga.

Nominal bonus atlet Jatim peraih medali di PON XIX/2016 Jawa Barat tak hanya kalah dari DKI Jakarta. Melainkan juga penyerahan bonus ke atlet yang harus dalam dua termin. KONI Jatim berencana membagikan bonus termin pertama pada pertengahan Desember 2016 mendatang.

Sementara untuk medali emas beregu, yang terdiri dari dua hingga tiga orang, setiap orang KONI Jatim mengusulkan diberikan Rp200 juta.

Sedangkan untuk medali emas beregu, yang terdiri dari tiga hingga enam orang, setiap orang menerima bonus Rp150 juta. Sedangkan untuk peraih medali perak, KONI Jatim mengusulkan bonus Rp100 juta, dan perunggu Rp50 juta.

KONI Jatim, kata Erlangga, sempat mewacanakan opsi lebih dulu membagikan bonus untuk peraih medali emas atau cabang olahraga yang paling banyak menyumbangkan medali. Namun, rencana itu diurungkan karena mereka tidak ingin terjadi gejolak di kalangan atlet yang berhasil meraih emas, perak dan perunggu.

"Kalau dibagikan beberapa cabor, nanti ada protes. Itu yang tidak kami inginkan. Karena itu, dengan model pembagian bonus per termin seperti itu, diyakini bisa meminimalisir gejolak di kalangan atlet," tandasnya.