Kemenpora: Anggaran Olahraga Kita Paling Buruk Se-Asia Tenggara

Jumat, 17 Februari 2017 14:48 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Muhammad Ginanjar/INDOSPORT
Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Gatot S. Dewa Broto. Copyright: © Muhammad Ginanjar/INDOSPORT
Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Gatot S. Dewa Broto.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Menjelang perhelatan tersebut, Kemenpora menjelaskan bahwa anggaran dana yang diterima Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) untuk merancang pembinaan atlet dinilai kurang ideal. Angka anggaran tersebut bahkan berada di bawah perhitungan yang telah dilakukan.   

"Angka dana anggaran Satlak Prima dapat 500 miliar. Kalau idealnya kata Achmad Sutjipto (Ketua Satlak Prima), lebih dari 650 miliar karena targetnya masuk di peringkat delapan," ujar  Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.


Seorang atlet putra melakukan tes fisik jelang SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Gatot juga menegaskan bahwa anggaran dana olahraga yang diterima Kemenpora merupakan yang paling buruk se-Asia Tenggara. Dengan angka 235 miliar, Indonesia bahkan harus berada di bawah Filipina. Karenanya Gatot beranggapan bahwa hal itu tidak bisa menjamin prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional akan mengilap.

"Anggaran kita paling buruk se-Asia Tenggara, tergantung Pak Menteri suatu saat presentasikan kepada Presiden. Se-Asia Tenggara paling buruk dengan angka 235 miliar. Itu lebih buruk dari Filipina yang dapat 244 miliar. Jadi gimana prestasi mau lebih bagus," tegas Gatot.

Prestasi olahraga Indonesia memang kerap dipertanyakan mengingat dengan jumlah penduduk yang besar sekitar lebih dari 200 juta jiwa, harusnya Indonesia bisa mencari dan memiliki para atlet dengan talenta terbaik. Sebagai contoh, dari data PSSI dengan total jumlah penduduk yang sedemikian banyak, hanya ada 0,026% yang menjadi pesepakbola.

109