Islamic Solidarity Games 2017

Performa Atlet Indonesia di ISG Sudah Sesuai Target

Jumat, 19 Mei 2017 16:37 WIB
Kontributor: Muhammad Effendi | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Muhammad Effendi/INDOSPORT
Wakil ketua Komite Olimpiade Indonesia (KONI) bersama para atlet. Copyright: © Muhammad Effendi/INDOSPORT
Wakil ketua Komite Olimpiade Indonesia (KONI) bersama para atlet.

Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang juga wakil ketua CdM Indonesia di Islamic Solidarity Games (ISG) IV, H Muddai Madang mengatakan bahwa raihan medali tim Indonesia sudah sesuai dengan yang ditargetkan.

Menurutnya, selain memang atlet Timnas sedang persiapan untuk ajang SEA Games di Malaysia, kualitas atlet peserta yang turun di ISG IV di Baku Azerbaijan ini juga sangat ketat dibanding ISG sebelumnya.

“ISG kali ini kualitas atletnya jauh lebih ketat dibanding ISG sebelumnya, artinya atlet-atlet yang berlaga sekarang ini banyak atlet yang sudah malang melintang di Eropa. Karena memang sebagian dari peserta ISG ini berkompetisi di Eropa,” kata Muddai di sela acara jamuan makan malam bersama atlet Timnas Indonesia, Kamis (18/05/17) di Ataturk Park Baku, Azerbaijan.

Dalam acara tersebut, Muddai menegaskan, hingga saat ini posisi sementara Indonesia berada di urutan keenam dengan raihan medali sementara 6 emas, 25 perak, dan 20 perunggu. Dirinya berharap mudah-mudahan masih ada penambahan medali hingga posisi di lima besar bisa diraih dan tetap kuat.

“Kita masih ada pertandingan cabor loncat indah, wushu, dan basket 3x3. Mudah-mudahan masih tetap bisa masuk lima besar,” harap Muddai sembari memotivasi seluruh atlet yang masih bertanding.

© instagram
Gagarin Nathaniel Copyright: instagramPerenang Indonesia, Gagarin Nathaniel.

Sementara itu, pelatih tim renang Indonesia Albert C. Sutanto mengungkapkan proses perjuangan tim Indonesia mengumpulkan kepingan medali pada ISG kali ini. Dikatakannya, medali emas pertama tim Indonesia diraih oleh Gagarin Nathaniel di cabor renang nomor 200 meter gaya dada putra.

“Kalau kita lihat memang itu sebetulnya bukan yang kita targetkan, tapi secara mengejutkan Gagarin mampu bersaing dan menangnya pun sangat sedikit, hanya 10/100. Jadi pada saat itu kita loncatlah karena ini emas pertama buat kita,” ungkap Albert.

Diungkapkannya lagi, untuk di nomor selanjutnya emas kedua diraih oleh I Gede Siman Sudartawa. Nomor ini memang ditargetkan dan juga ada target lain yaitu rekor nasional, namun di 100 meter gaya bebas ini Siman hanya terpaut 13/100 detik dari rekor nasional.

“Itu pun karena medali emas, kita juga teriak karena memang di sini sulit sekali, kita melawan perenang-perenang dari Turki, Suriah, kemudian dari tuan rumah sendiri Azerbaijan, dan mereka Azerbaijan itu kan kuat-kuat semua, mereka tergolong kelasnya Eropa. Jadi medali emas ini sangat berharga sekali buat kita, dan ditutup dengan medali emas yang ketiga juga dari I Gede Siman Sudartawa di nomor 50 gaya punggung dan juga memecahkan rekor nasional, itu memang luar biasa sekali,” katanya.

Timnya sebenarnya buta dengan peta kekuatan lawan, karena menurut Albert dirinya sendiri sebagai pelatih di ISG ini baru dua kali mengikutinya, yang pertama di Palembang dan kedua kali ini di Azerbaijan.

“Kalau di Palembang kita tuan rumah, jadi mereka tidak turun terlalu banyak, contohnya Turki tidak full team seperti saat ini. Karena saat ini mungkin karena dekat hanya dua jam perjalanan, jadi mereka datangnya full team dan solid, mereka benar-benar menargetkan juara umum. Apalagi tuan rumah selanjutnya di Istanbul, Turki,” jelas Albert yang sukses mengantarkan tim renang Indonesia meraih 3 emas, 17 perak, dan 13 perunggu.