Rossi dan Atlet yang Berurusan dengan Lembaga Arbitrase

Sabtu, 3 Juni 2017 15:42 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:
Maria Sharapova

Pasca turnamen Australia Terbuka 2016, kabar mengejutkan datang dari mantan petenis wanita nomor satu dunia, Maria Sharapova. Bagaimana tidak, setelah menjalani sejumlah tes, sampel urine miliknya terbukti positif mengandung doping.

Sontak kabar tersebut membuat dunia olahraga, khususnya tenis geger. Pasalnya, Sharapova secara terbuka mengakui bahwa dirinya sudah selama 10 tahun terakhir mengonsumsi meldonium, zat yang sejak Januari 2016 ditetapkan Badan Anti Doping Dunia (WADA) sebagai salah satu bagian dari doping.

Atas kejadian tersebut, International Tennis Federation (ITF) secara tegas memberi sanksi kepada Sharapova berupa larangan bertanding di level apapun selama dua tahun.

Tidak absen hingga 24 bulan, Sharapova pun mengajukan banding kepada  Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) agar hukumannya diperingan. Setelah melakukan sejumlah perundingan dan pertimbangan, CAS pun menyetujui mengurangi masa hukuman Sharapova menjadi hanya 15 bulan saja.