Menpora Berkomitmen Dukung Lembaga Anti Doping Internasional

Rabu, 7 Oktober 2020 11:25 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Shintya Maharani/INDOSPORT
Menpora Zainudin Amali. Copyright: © Shintya Maharani/INDOSPORT
Menpora Zainudin Amali.

INDOSPORT.COM - Menpora RI Zainudin Amali didampingi Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, mengadakan virtual meeting dari Ruang Rapat Lantai 10 Graha Pemuda Senayan Jakarta Pusat, Indonesia, dengan President of the World Anti-Doping Agency (WADA) Witold Banka yang bermarkas di Montreal, Kanada.

Menpora RI sampaikan komitmen kuat dan dukungan terhadap keberadaan lembaga anti doping internasional WADA maupun Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).

"Selamat kepada Mr Witold Banka yang terpilih sebagai Presiden WADA yang baru, dan terima kasih atas kepedulian terhadap Indonesia dengan memulai pertemuan penting ini," kata Menpora RI mengawali pembicaraannya.

Bentuk komitmen pemerintah terhadap lembaga anti doping adalah dengan meningkatkan rencana anggaran yang meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Kami sampaikan bahwa rencana keuangan dukungan terhadap LADI meningkat sekitar 500% pada tahun 2021 dan selanjutnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," tegasnya.

"Oleh karenanya kami terus bekerja keras dan berharap semua program WADA dapat dilaksanakan di Indonesia," tambahnya.

Seiring WADA ingin mengetahui komitmen pemerintah Indonesia terhadap anti doping di Indonesia, Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih yang ikut dalam meeting lebih lanjut menyampaikan sudah sejak lama berkeinginan membangun laboratorium anti doping sendiri.

"Pemeriksaan anti doping itu tidak boleh di sembarang lab, hanya lab yang diakreditasi oleh WADA, itu jumlahnya terbatas. Jadi untuk menjaga kualitas, WADA membatasi lab yang dijadikan rujukan."

"Di seluruh dunia hanya sekitar 30, di Asia Tenggara hanya 2, di Penang Malaysia dan di Bangkok Thailand. Itupun yang di Penang ditutup, jadi tinggal satu. Jadi kalau kita kirim sampel harus ke India, Qatar, atau Bangkok, Thailand," jelasnya.

LADI sudah meminta kepada pemerintah untuk membuat laboratorium sendiri sebagai negara besar, dan itu tergantung kebijakan pemerintah seberapa besar karena untuk keperluan tersebut butuh biaya besar.

"Tadi Pak Menteri sudah menyampaikan komitmen kuat dan untuk menunjukkan hal itu ada keinginan membangun lab dan minta dukungan dari WADA, supervisi dari awal guna memenuhi standarisasinya," tutupnya.