In-depth

Kisah Mantan Pelatih Selangor FA yang Jadi Juara Dunia Taekwondo

Jumat, 9 Februari 2018 20:07 WIB
Penulis: Alfia Nurul Fadilla | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dailymail
Mike Pejic memegang pialanya kejuaraan taekwondo. Copyright: © Dailymail
Mike Pejic memegang pialanya kejuaraan taekwondo.

Saat memutuskan pensiun menjadi pemain, kebanyakan pesepakbola akan memilih untuk menekuni yang tidak jauh dari dunia kulit bundar. Mereka bisa memilih menjadi pelatih, asisten pelatih, pencari bakat, atau komentator pertandingan.

Namun, hal berbeda ditunjukkan oleh pesepakbola asal Inggris bernama Mike Pejic. Ketika memutuskan untuk gantung sepatu, siapa yang menyangka bahwa pria kelahiran 25 Januari 1950 tersebut kini akan lebih dikenal sebagai atlet taekwondo.

Olahraga bela diri asal Korea Selatan ini sendiri bukanlah sesuatu yang baru bagi seorang Mike Pejic. Terbukti sejak tahun 1970-an pun saat ia bermain untuk Everton, sesekali ia menjalani latihan taekwondonya di tengah jadwal padat sepakbolanya. Ia menuturkan jika dirinya berlatih Taekwondo untuk menyalurkan hobinya sejak kecil dan sebagai cara untuk tetap fit. Setelah sepakbola, ia merasa olahraga ini juga cocok untuk dirinya.

© Dailymail
Mike Pejic ketika berseragam Aston Villa Copyright: DailymailMike Pejic ketika berseragam Aston Villa.

"Itu benar saya rasakan di hari-hari saya ketika bermain bersama Everton saat saya pertama kali menunjukkan ketertarikan (terhadap Taekwondo)," kata Pejic.

“Orang yang biasa merawat ruang ganti adalah penggemar seni bela diri yang cukup fanatik, dan saya sering sering duduk berdua untuk membicarakan itu dengannya,” tambah Pejic dilansir Daily Mail.

Hanya saja saat itu taekwondo bukanlah fokus utama dari seorang Pejic. Baru sejak tahun 2012, Pejic memutuskan untuk merambah dunia Taekwondo dengan serius dan memulai berlatih lebih keras. Keputusan untuk menjadi atlet taekwondo pun dipilih oleh Pejic setelah ia semusim menjadi arsitek permainan klub asal Malaysia, Selangor FA pada 1999 silam.

Tidak main-main, meskipun menekuni olahraga keras di usia kepala enam, Pejic mampu membuat banyak orang berdecak kagum. Ia bahkan berhasil lolos ke kejuaraan dunia taekwondo Taipei usia 67 tahun, setelah sebelumnya menjadi juara nasional untuk kategori umurnya dalam lima tahun terakhir.

© Dailymail
Mike Pejic (yang dilingkar kuning) Copyright: DailymailMike Pejic saat menjadi bagian dari Timnas Inggris.

Kini ia tengah berjuang untuk merebut juara dunia. Meski sudah gagal tiga kali sebelumnya, Pejic tak gentar mencoba. Pejic menjadi wakil Inggris di tingkat senior selama empat tahun terkahir.

"Saya tidak berlatih rutin sampai tahun 2012, lalu saya langsung memenangkan kejuaraan di Irlandia Utara dan Skotlandia. Saya menjadi juara sejak saat itu, serta juara nasional mulai 2013," papar Pejic.

Bicara soal karier sepakbolanya, Pejic adalah legenda sepakbola yang sudah lama melang-lang buana di dataran Inggris. Stoke City, Everton, dan Aston Vila merupakan tiga klub yang pernah ia perkuat dari kurun 1968 sampai 1980. Ia juga pernah tampil sebanyak empat kali bersama Timnas Inggris.

Kini, tantangan selanjutnya Pejic dalam dunia barunya ini adalah ia harus fokus untuk mengambil gelar grandmaster, yang ia harap akan diraihnya dalam beberapa bulan ke depan.

© Istimewa
Taekwondo, Mike Pejic. Copyright: IstimewaPenampilan Mike Pejic saat memperagakan gerakan taekwondo.

"Kupikir mungkin hal ini memang akan terjadi. Taekwondo adalah olahraga alami untuk dituju. Sikap tegas di taekwondo berbeda dengan karate dan kung fu dan lebih sesuai dengan jenis gerakan dan gaya yang saya kenal di sepakbola," tuturnya kepada Sun Sport.

Pejic menuturkan gerakan-gerakan yang ia lakukan kurang lebih sama dengan yang ia lakukan dalam sepakbola. Seperti sikap tegak, menendang, gerakan-gerakan kakinya tampak seperti gerakan pada sepakbola. Pejic, yang juga merupakan pemilik sabuk hitam dalam seni samurai Jepang itu, percaya bahwa menjadi ahli bela diri, ia lebih berhasil daripada karier sepakbolanya.

"Saya akan mengatakan karier saya di taekwondo sudah lebih melelahkan dibanding karier sepakbola saya. Terkadang saya melakukan sesi latihan enam jam, betapa sulitnya hal itu bisa terjadi. Ketika saya menjadi pemain sepakbola yang kami cuma latihan selama satu jam, mungkin malah satu setengah jam," pungkasnya.