Gaet Konglomerat Indonesia, Trump Berambisi Bangun Sirkuit Megah di Sukabumi

Kamis, 21 Desember 2017 21:18 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ivan Reinhard Manurung
 Copyright:

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang masih terlibat dalam kekisruhan soal pemindahan ibu kota Israel ke Jerusalem rupanya tak terganggu dengan ambisi lainnya. Dan kali ini, ambisinya itu pun berkolaborasi dengan konglomerat Indonesia, Hary Tanoe Sudibyo.

Dilansir dari Kontan.id, Trump bersama Harry Tanoe rencanya akan membangun sebuah sirkuit megah di kawasan Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Pembangunan tersebut merupakan proyek kerja sama antara Trump Organization dengan MNC Land milik Harry Tanoe.

© realita.co
Donald Trump dan Harry Tanoe bekerja sama membangun sirkuit megah di Sukabumi. Copyright: realita.coDonald Trump dan Harry Tanoe bekerja sama membangun sirkuit megah di Sukabumi.

"Ini harus di-design dulu. Kemudian mengurus perizinian," ungkap Daniel Yuwono selaku Direktur MNC Land. Namun hingga kini, MNC Land sendiri belum juga mengeluarkan target pembangunan mega proyek tersebut. 

Dalam proyek tersebut, nyatanya tak hanya pembangunan sirkuit megah seperti yang direncanakan kedua belah pihak, namun juga mengembangkan Lido Intergrated Resort dan Theme Park. Tentu saja hal tersebut akan semakin memperluas area wisata yang juga disuguhi ajang balap jika memang benar rencana tersebut akan terlaksana. 

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Gatot S Dewa Broto. Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTGatot S Dewa Broto.

Tak hanya itu, kabarnya di area tersebut juga akan dibangun Trump Luxury Resort Hotel bintang 6, trump Luxury Residence yang memiliki sekitar 200 unit. Ditambah pula dengan fasilitas golf bertaraf internasional yang targetnya akan berjalan pada 2018 mendatang. 

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto sendiri mengakui bahwa rencana pembangunan sirkuit tersebut nantinya tidak akan menjadi masalah, asalkan memenuhi prosedur standar yang ditetapkan oleh Federasi Motorsport Internasional (FIM).

"Pada prinsipnya tidak masalah, asalkan memenuhi prosedur standar dari FIM, kemudian berkoordinasi dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI), tidak ada persengketaan di lahan, analisis dampak lingkungan jelas dan paling penting harus jelas bahwa sirkuit itu ada agendanya, jangan hanya bangun," ungkap Gatot.