MotoGP

Aura Optimisme dan Pesimisme di Tubuh Yamaha Jelang MotoGP 2021

Minggu, 6 Desember 2020 08:44 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
© JAVIER SORIANO/AFP via Getty Images
Pembalap asal Spanyol, Maverick Vinales, dan pembalap asal Prancis, Fabio Quartararo, saat merayakan hasil balapan di atas podium. Copyright: © JAVIER SORIANO/AFP via Getty Images
Pembalap asal Spanyol, Maverick Vinales, dan pembalap asal Prancis, Fabio Quartararo, saat merayakan hasil balapan di atas podium.

INDOSPORT.COM - Monster Energy Yamaha MotoGP akan hadir dengan darah muda pada persaingan MotoGP 2021. Sudah pasti akan menarik melihat kiprah Maverick Vinales dan Fabio Quartraro.

Yamaha memutuskan untuk melepas Valentino Rossi ke tim satelit Petronas Yamaha SRT, bertukar tempat dengan Quartararo. Rossi akan berpartner dengan pembalap Italia lain yang juga anak didiknya, Franco Morbidelli.

Memasangkan Vinales dan Quartararo di tim pabrikan, Yamaha pasti punya target besar. Apalagi, kali terakhir mereka bisa melahirkan juara dunia di kelas premier adalah pada 2015 lewat Jorge Lorenzo.

Pada awal musim ini, harapan mereka sempat tinggi setelah Fabio Quartararo memenangi dua seri pertama. Namun, stelah itu dia mengalami kesulitan. Meskipun, bisa menang lagi di Catalunya, pada akhirnya Quartararo menutup musim dengan berada di peringkat ke-8 klasemen.

Pembalap Prancis ini memandang musim depan dengan optimisme tinggi. Dia yakin, masalah grip belakang yang dihadapi Yamaha tahun ini akan bisa teratasi.

"Sudah pasti akan ada solusi. Motor dahun lalu befungsi dengan sangat baik. Kami harus menemukan solusi di bagian kami mengalami kesulitan," kata pembalap 22 tahun tersebut, dikutip dari tuttomotori.

Di sisi lain, ada Maverick Vinales yang musim ini beberapa kali dibuat tak berdaya karena kurang maksimalnya performa M1.

Dengan absennya Marc Marquez yang mengalami cedera, Vinales disebut sebagai salah satu calon terkuat untuk menjadi juara dunia MotoGP 2020. Kenyataannya, pembalap 25 tahun ini hanya berada di posisi keenam klasemen akhir.

Pembalap Spanyol tersebut bahkan menyebut MotoGP 2020 sebagai musim terburuk dalam karienya, dengan hanya memenangi satu balapan yaitu pada seri ke-7 yang digelar di San Marino.

Menghadapi seri ke-14 atau terakhir di Sirkuit Algarve, Portimao, Vinales tak menutupi rasa gundahnya. "Dengan motor ini, tidak mungkin bisa menang, dan tidak ada yang tahu solusi untuk masalah kami," ujar Vinales ketika itu.

Yamaha punya waktu, tetapi tidak banyak, untuk menemukan solusi agar bisa kompetitif musim depan. Dua pembalap terbaik sudah ada di garasi, tinggal siapkan senjata yang mumpuni untuk mereka pakai bertarung.