In-depth

Alasan Mengapa MotoGP 2020 Sulit Diprediksi dan Diwarnai Banyak Kejutan

Jumat, 18 Desember 2020 17:32 WIB
Editor: Pipit Puspita Rini
© Getty Images/Steve Wobes
Pembalap Team Susuki Ecstar asal Spanyol, Joan Mir, yang menjadi juara MotoGP 2020. Copyright: © Getty Images/Steve Wobes
Pembalap Team Susuki Ecstar asal Spanyol, Joan Mir, yang menjadi juara MotoGP 2020.

INDOSPORT.COM - Meski hanya berlansung dalam 14 seri dan nyaris tanpa penonton sama sekali di sirkuit, banyak yang menyebut MotoGP 2020 sebagai salah satu yang paling menarik untuk diikuti.

Sulit untuk menebak siapa yang akan menjadi pemenang balapan pada setiap seri. Lalu, jarak waktu finis para pembalap sangat tipis. Tak jarang 15 pembalap tercepat finis dalam jarak waktu kurang dari 1 detik.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya adalah karena sepertinya tidak ada pembalap yang meraih hasil konsisten sepanjang 14 balapan.

Mari kita cek data. Juara dunia Joan Mir terhitung hanya sekali meraih kemenangan dan total hanya tujuh kali naik podium atau setengah dari total seri. Pembalap Team Suzuki Ecstar tersebut menang pada GP Eropa di Sirkuit Ricardo Tormo.

Lalu sang runner-up, Franco Morbidelli. Pembalap Yamaha Petronas SRT itu menang tiga kali yaitu pada GP San Marino, GP Teruel, dan GP Valencia. Namun, secara total, dia tercatat hanya lima kali naik podium sepanjang musim.

Kenapa para pembalap ini tidak bisa konsisten? Pandemi Covid-19 jelas jadi salah satu alasan utama. Dengan balapan digelar dengan jadwal yang tidak umum, pada suhu lebih dingin atau lebih panas dibanding biasanya, pilihan ban pun jadi masalah.

Ban belakang slick Michelin juga jadi masalah tersendiri bagi pembalap maupun tim. Tidak semua pembalap bisa memaksimalkan spek ban yang disediakan Michelin pada setiap balapan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh layout lintasan, suhu, dan lain sebagainya.

Satu faktor besar lain yang membuat MotoGP 2020 sulit untuk diprediksi tentu saja absennya Marc Marquez.

Pembalap Repsol Honda Team tersebut hanya turun pada seri pembuka, tetapi gagal finis karena terjatuh, yang membuatnya cedera parah dan harus absen sepanjang sisa musim.

Pada 2019, Marquez naik podium 18 kali dari 19 balapan. Musim sebelumnya, dia finis tiga besar di 14 balapan dari 18 seri yang dijadwalkan. Tak heran jika banyak yang menyebut MotoGP 2019 adalah tahun terbaik Marquez sejauh ini.

Marquez normalnya tidak akan mengalami kesulitan dengan ban Michelin. Apa pun speknya, dia bisa bertahan dan menaklukkan lintasan.

Mengapa MotoGP musim ini sulit untuk diprediksi? Ban Michelin dan Marc Marquez adalah dua jawabannya.