MotoGP

Tak Sengaja Celakai Juara Mandalika, Honda Minta MotoGP Angkat Hukuman Marquez

Kamis, 30 Maret 2023 22:16 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© REUTERS/Willy Kurniawan
Repsol Honda meyakini jika pembalap mereka, Marc Marquez, tidak bersalah dalam insiden yang terjadi di MotoGP Portugal 2023. Copyright: © REUTERS/Willy Kurniawan
Repsol Honda meyakini jika pembalap mereka, Marc Marquez, tidak bersalah dalam insiden yang terjadi di MotoGP Portugal 2023.

INDOSPORT.COM - Repsol Honda meyakini jika pembalap mereka, Marc Marquez, tidak bersalah dalam insiden yang terjadi di MotoGP Portugal 2023.

Maka dari itu mereka berharap agar hukuman yang dijatuhkan pada rider asal Spanyol tersebut bisa diringankan atau malah diangkat.

Kronologinya adalah sebagai berikut. Di antara section 1 dan 2, Marquez mencoba menyalip Jorge Martin pada saat balapan masih menyisakan 23 lap.

Apes, Marquez malah menyenggol rider Pramac Ducati itu dan kemudian menabrak Miguel Oliveira dari belakang.

Baik Marquez maupun Oliveira sama-sama tidak bisa melanjutkan balapan MotoGP Portugal. Bahkan untuk balapan di Argentina akhir pekan ini keduanya pun tidak sanggup.

Marquez diketahui harus mengalami cedera tulang ibu jari akibat crash tersebut. Sementara Oliveira di bagian tendon.

Atas kejadian tersebut steward FIM MotoGP memutuskan Marc Marquez layak dijatuhi sanksi berupa long lap penalty yang berlaku saat pembalap 30 tahun itu bisa menunggangi lagi motornya.

Pihak Repsol Honda merasa jika Marquez tidak punya intensi untuk mencelakai kompetitornya. Kecelakaan kemarin bukan karena agresivitas sang rider yang terlalu sembrono melainkan disebabkan faktor lain yang berada di luar kendali.

"Marc mulai balapan dengan ban depan hard. Suhu bannya belum panas. Ketika mengerem, dia terkunci di depan dan saat melepas rem, logisnya motor ini dengan beban yang mereka bawa dan beban berat mereka, dia terhempas seperti tembakan dan tak bisa menghindari tabrakan," beber bos Honda, Alberto Puig.

"Bukan maksudnya untuk melakukan overtake, tapi jelas, saat dia mengunci ban depan itu rumit tapi itulah yang terjadi. Motornya seperti peluru dan mustahil untuk dihentikan," tambahnya lagi.