AkuratCo

PKB Pertanyakan Rencana Tim Siber MUI DKI Lindungi Anies Baswedan

Minggu, 21 November 2021 20:37 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Arief Tirtana/INDOSPORT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta berencana membentuk tim siber untuk melindungi Anies Baswedan. Copyright: © Arief Tirtana/INDOSPORT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta berencana membentuk tim siber untuk melindungi Anies Baswedan.

INDOSPORT.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) buka suara soal rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta membentuk tim siber untuk melindungi Anies Baswedan.

Menurut Wakil Sekjen PKB, Luqman Hakim, wacana pembentukan itu tak lepas dari dana hibah Pemprov DKI sebesar Rp10,6 miliar.

“Tentu tidak lepas dari bantuan yang diterima MUI dari APBD Provinsi DKI Jakarta,” kata Luqman Hakim kepada wartawan.

“Sungguh sangat disayangkan, hanya karena mendapat bantuan dari APBD, MUI ditempatkan sebagai subordinat kepentingan politik perorangan, yakni Anies Baswedan,” tambahnya lagi.

Luqman Hakim juga mempertanyakan kepentingan MUI membentuk tim siber alias cyber army menggunakan dana APBD DKI Jakarta.

“Tak tahukah wahai MUI, bahwa sesungguhnya APBD itu duitnya milik rakyat, bukan milik gubernur?” sambungnya.

Luqman mengatakan, pembentukan pasukan siber hanya untuk lindungi Anies Baswedan merupakan sesuatu yang berlebihan. Sebab, publik bisa menilai bahwa MUI kini dijadikan tunggangan politik.

“Pembentukan cyber army oleh MUI untuk melindungi Anies Baswedan dan ulama, menurut saya berlebihan, tidak proporsional, dan membuat MUI menjadi kuda tunggangan untuk kepentingan politik Anies Baswedan,

“Sungguh ini merendahkan harkat dan martabat organisasi MUI itu sendiri. Seharusnya MUI lebih menunjukkan pemihakan terhadap kepentingan rakyat, bukan penguasa. Menyedihkan,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar, membantah tuduhan pembentukan pasukan siber lindungi Anies Baswedan karena mendapat dana hibah Rp10,6 miliar.

Munahar mengatakan, inisiatif pembentukan pasukan siber atau cyber army untuk untuk meng-counter berita-berita negatif dan hoaks, terutama dalam membela umat dan ulama, atau beramar makruf nahi munkar.

“Karena itu adalah salah satu tugas MUI. Jadi, tidak ada hubungannya dengan dana hibah,” kata Munahar.

Sementara dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta tidak digunakan untuk membiayai tim siber. Dana hibah itu digunakan untuk program kerja MUI.

“Dana hibah tidak digunakan untuk mendanai tim cyber army. Dana hibah hanya dipakai untuk membiayai pelaksanaan program kerja, serta kegiatan operasional MUI. Dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, selanjutnya juga untuk tingkat kelurahan,” terangnya.

Menurutnya, yang menghubungkan pembentukan tim siber dengan dana hibah, pada dasarnya tidak memahami MUI beserta tugas dan program-programnya.

Baca berita asli di Akurat.co

Disclaimer : Artikel ini adalah kerja sama antara Indosport.com dengan AkuratCo Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, video, grafis, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab dari AkuratCo