Critic Sport

Sektor Tunggal Bulutangkis Sulit Juara, Kapan 'Kemarau Panjang' Itu Berakhir?

Jumat, 18 November 2016 15:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Kerja semua pihak

Masih melempemnya pretasi dari tunggal putra dan putri Indonesia ini pun mendapatkan tanggapan dari juara Olimpiade 1992, Susy Susanti. Ia menilai bahwa harus ada perhatian dan kerja keras yang ekstra dari pihak terkait.

Selain itu, para pemain juga diminta untuk  menjaga disiplin dan tetap menjaga komitmen serta tanggung jawabnya sebagai seorang atlet. Jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan buka tidak mungkin sektor tunggal putra dan putri Indonesia akan meraih kembali kejayaannya.

“Harus ada perhatian dan kerja keras yang ekstra untuk mempercepat prestasi. Pemain muda kita belum maksimal, mungkin 1-2 tahun ke depan baru akan terlihat hasilnya,” ujarnya kepada INDOSPORT.

“Selain itu, pemain harus punya kesadaran. Bukan hanya berlatih tetapi juga dalam menjaga disiplin dan tanggung jawab karena untuk juara itu ada prosesnya sangat panjang dan berat. Harus ada komitmen dan mulai merubah mind set-nya. Mulai memotivasi diri, harus ada kemauan setelahnya tanggung jawab dan disiplin,” tutur Susy secara rinci.
 
Potensi para pemain muda di tunggal putra dan putri yang saat ini berada di Pelatnas dinilai tidak kalah dari negara lain. Namun, memang ada hal yang harus dibenahi untuk kembali mendapatan pemain unggulan yang bisa mendunia. Pembinaan yang berjenjang menjadi salah satu poin penting untuk menciptakan pemain yang berkualitas.

“Saya melihatnya masih kurang maskimal, mereka sebenarnya punya potensi tetapi mind set-nya harus diubah. Harus tahu, ngapain di Pelatnas, dan harus ada sikap tegas dan keras, biar memacu mereka menjadi lebih semangat dan mau berprestasi di level tertinggi,” ujar mantan ratu bulutangkis Tanah Air, Susy Susanti.

“Pembinaan juga harus berjenjang, regenerasi harus di tingkatkan. Bagaimana membuat regenerasi yang terus bersambung, harus menyiapkan sedini mungkin,” jelasnya lebih jauh.

Demi perbaikan prestasi, Susy Susanti juga menyarankan pihak terkait yang mengurusi bulutangkis dan pembinaan atlet disarankan untuk turun langsung dan menjemput bola untuk mengamati secara langsung potensi yang ada.

“Sebetulnya bibit pemain itu sangat banyak, tetapi harus tetap dipantau. Harus ada ranking sehingga kita bisa mengukur perkembangan pemain muda. Selain itu, kita harus jemput bola dengan bekerja sama, turun langsung melihat para pemain muda tersebut,” saran istri Alan Budikusuma tersebut.

Tak berhenti disitu, salah satu mantan pemain yang juga merupakan pengurus Pelatnas PBSI, Yuni Kartika ikut memberikan wejangannnya pada para pemain. Ia mengingatkan agar pebulutangkis Tanah Air jangan cepat puas hanya juara di level nasional.

“Jangan cepat puas, pemain muda negara lain juga berkembang dengan sangat bagus dan hampir merata. Walaupun sudah juara di nasional, mereka harus lagi, jalan masih jauh,” tandas wanita yang dikenal dengan potongan rambut pendeknya itu.

254