Masa-masa Terburuk Wakil Tanah Air di Buku Sejarah Indonesia Open

Jumat, 21 Juni 2019 15:04 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Freepik/INDOSPORT
Ilustrasi Indonesia Open. Copyright: © Freepik/INDOSPORT
Ilustrasi Indonesia Open.

INDOSPORT.COM - Sebelum Indonesia Open 2019 yang akan berlangsung bulan depan, wakil Tanah Air sempat mengukir fase terburuk dalam beberapa tahun gelaran.

Berlangsung sejak tahun 1982, turnamen bulutangkis Indonesia Open sukses menjelma menjadi salah satu ajang paling prestisius di level internasional.

Sebagai tuan rumah, Indonesia sendiri hingga kini sukses melaju sebagai negara paling sukses di turnamen yang kini sudah bertaraf  Super 1000 tersebut.

Indonesia sejauh ini telah 84 kali meraih gelar juara di semua nomor. Unggul jauh dari China yang membuntuti di urutan kedua dengan raihan 45 kali juara.

Namun di tengah prestasi wakil-wakil Indonesia tersebut, catatan noda buruk pernah diukir pebulutangkis tanah air di Indonesia Open.

Misalnya ketika dalam tiga gelaran berturut Indonesia Open, tak satupun wakil tanah air yang meraih gelar juara pada tahun 2014, 2015 dan 2016.

Saat itu melempemnya wakil-wakil Indonesia membuat dominasi jatuh ke tanggan China. Setidaknya ada 5 gelar juara yang terbang ke Negeri Tirai Bambu itu dari 15 gelar yang tersedia selama tiga tahun gelaran Indonesia Open.

Bukan Sekali

Ironisnya apa yang dialami Indonesia di rentan waktu tersebut bukanlah yang pertama kali. Mundur ke beberapa tahun kebelakang, pebultangkis wakil tanah air juga sempat tak satupun membawa gelar juara di tiga tahun Indonesia Open, 2009 hingga 2011.

Saat itu, dominasi juga diambil alih China, yang juga pulang dengan lima gelar juara. Membuntuti China ada negara tetangga, Malaysia yang sukses membawa pulang empat gelar juara di tiga tahun gelaran Indonesia Open.

Keberhasilan Malaysia itu tak lepas dari penampilan gemilang tunggal putra meraka yang belum lama ini pensiun, Lee Chong Wei lewat tiga gelarnya secara berturut.

Di antara dua fase terburuk tersebut, Indonesia memang juga tak bisa dibilang luar biasa. Karena pada tahun 2012 dan 2013, kendati bisa meraih gelar juara, itupun hanya masing-masing satu. Lewat Simon Santoso di tahun 2012 dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Indonesia Open 2013.