Gong Zhichao, Pebulutangkis Bentukan China untuk Jadi 'Duplikat' Susy Susanti

Jumat, 11 Oktober 2019 16:16 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Lanjar Wiratri
© alchetron.com
Mantan pebulutangkis China, Gong Zhichao Copyright: © alchetron.com
Mantan pebulutangkis China, Gong Zhichao

INDOSPORT.COM - Ada kisah menarik dari Gong Zhichao yang merupakan pebulutangkis bentukan China untuk menjadi 'duplikat' mantan tunggal putri Indonesia Susy Susanti.

Gong Zhichao lahir di Anhua, Hunan, China 41 tahun silam dengan tinggi 163 cm dan memiliki berat 53 kg. Dirinya sempat menjadi andalan tunggal putri China.

Keterampilannya dalam dunia tepok bulu sudah terbentuk sejak kecil, tepatnya ketika sekolah dasar. Kariernya terus menanjak usai kerap meraih gelar juara di level regional.

Pada 1989, Gong ZhiChao sukses masuk ke dalam tim Provinsi Bulutangkis Hunan. Akan tetapi kala itu sang pelatih menganggap kalau tinggi Gon Zhichao sangat kurang.

Melihat Gong Zhichao sempat murung karena mendengar hal tersebut. Kemurungan Zhichao akhirnya terlihat oleh pelatih lain Li Fang.

Li Fang berinisiatif untuk membangkitkan semangat Zhichao dengan membandingkan salah satu pebulutangkis putri asal Indonesia yang saat itu sedang naik daun.

"Susi Susanti di Indonesia hampir sama tingginya dengan Anda, namun ia adalah pemain yang hebat. Mengapa Anda tidak bisa melakukannya ketika ia bisa?" ujar Li Fang dikutip Zhidao.

Mendengar penjelasan tersebut membuat Gong Zhichao kemudian menyadari bahwa menjadi tinggi bukan satu-satunya syarat untuk menjadi pemain yang baik.

Sehingga keinginannya dalam membela China di pentas dunia semakin kuat. Dirinya pun berusaha sekuat tenaga untuk terus bisa menghasilkan yang terbaik.

© John Gichigi/ALLSPORT
Mantan pebulutangkis China, Gong Zhichao Copyright: John Gichigi/ALLSPORTMantan pebulutangkis China, Gong Zhichao.

Tepatnya pada pertengahan 1996 silam, impian Gong Zhichao menjadi kenyataan. Dirinya masuk dalam Timnas Bulutangkis China di bawah bimbingan pelatih Li Ning Wei.

Pasca terpilih, hantu masa lalu kembali menghampiri Zhichao terkait tinggi badan. Banyak khalayak yang nyinyir karena posturnya tak seperti pebulutangkis lainnya.

Namun Zhichao membuktikan diri dengan meraih beragam prestasi di kancah dunia. Hal tersebut tak lepas dari dirinya memanfaatkan posturnya yang dinilai kurang.

Dengan tinggi 163 membuat Zhichao memungkinkan untuk bergerak cepat. Biasanya, dia akan memanipulasi lawannya sampai dia menemukan lubang titik lemah

Kemudian, dia akan maju pada titik lemah tertentu untuk mendapatkan mendapatkan poin. Hal tersebut kerap membuat sang lawan kesulitan.

Gelar internasional pertamanya diraih ketika mengalahkan wakil Swedia Marina Andrievskaya dengan skor 12-11, 11-4 pada Denmark Open 1996.

Lalu dirinya juga sempat meraih juara pertama di ajang Swedia Open, China Open, Jepang Open, All England, Malaysia Open, hingga Olimpiade.

Sempat dibangkitkan mentalnya kala dibandingkan dengan Susi Susanti, Gong Zhichao berkesempatan untuk bisa melawan tunggal putri andalan Indonesia itu.

Keduanya sempat bertemu sebanyak empat kali mulai dari ajang Indonesia Open, Rusia Open, All England, hingga BWF World Champiohsips. Tetapi secara head-to-head Gong Zhichao unggul 1-3 dari Susi Susanti.

© Michael Steele /Allsport
Mantan pebulutangkis China, Gong Zhichao Copyright: Michael Steele /AllsportMantan pebulutangkis China, Gong Zhichao.

Di balik karier Gong Zhichao yang cemerlang, sempat pula dirinya mengalami kabar miring. Hal itu terjadi pada laga semifinal Olimpiade 2000.

Lawannya, yakni Ye Zhaoying dituding sengaja mengalah agar Gong Zhichao bisa ke final dan bersua wakil Denmark Camilla Martin.

Sebab Gong Zhichao dianggap memiliki peluang besar untuk merebut medali emas Olimpiade 2000. Ternyata dugaan tersebut tidak meleset.

Pada 2002 silam, Gong Zhichao resmi mengundurkan diri alias pensiun dari dunia bulutangkis yang telah membesarkan namanya.

Menurut pelatih kepala Timnas Bulutangkis China Li Yongbo kalau tunggal putri 25 tahun itu mengundurkan diri karena sudah sangat lelah dan ingin mengejar dunia pendidikan di Shanghai Jiao Tong University.