In-depth

Profil Anthony Sinisuka Ginting: Tunggal Putra Harapan Bangsa yang Genap Berusia 23 tahun

Minggu, 20 Oktober 2019 16:22 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Humas PBSI
Tepat di hari ini, salah satu pebulu tangkis tunggal putra harapan Indonesia, yakni Anthony Sinisuka Ginting, resmi bertambah usia. Copyright: © Humas PBSI
Tepat di hari ini, salah satu pebulu tangkis tunggal putra harapan Indonesia, yakni Anthony Sinisuka Ginting, resmi bertambah usia.

INDOSPORT.COM - Tepat di hari ini, salah satu pebulu tangkis tunggal putra harapan Indonesia, yakni Anthony Sinisuka Ginting resmi bertambah usia.

Ya, tepat di hari ini, pebulu tangkis yang banyak diidolakan para pencinta bulu tangkis tersebut, resmi berusia 23 tahun. Seperti diketahui, Anthony Ginting dilahirkan di Cimahi, Jawa Barat, pada 20 Oktober 1996.

Tidak ada yang menyangka kalau pebulu tangkis berdarah Karo tersebut diplot menjadi penerus kejayaan tunggal putra Indonesia di masa depan.

Kilas balik perjalanan karier

Anthony Sinisuka Ginting merupakan putra dari pasangan Edison Ginting dan Lucia Sriati. Jadi, meskipun mahir berbahasa Sunda, Anthony rupa-rupanya memiliki darah Karo yang mengalir di tubuhnya dari sang ayah.

Pebulu tangkis yang akrab disapa Ginting tersebut diketahui sudah mencintai dunia tepok bulu sejak ia berada di bangku Sekolah Dasar (SD).

Bakatnya bahkan sudah sangat terlihat sejak SD dan semakin terliihat ketika ia mampu menjadi juara di turnamen bulu tangkis MILO School Competition di sektor tunggal putra pada tahun 2008.

Tak berhenti sampai di situ, Ginting kecil juga kembali memperlihatkan bakatnya dan juga berhasil menjadi juara di ajang yang sama ketika dirinya masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2012.

SGS PLN Bandung menjadi klub pertama yang dibela Anthony Sinisuka Ginting di karier profesionalnya di tahun 2007 dimana Lie Sumirat-lah yang menjadi pelatihnya kala itu.

Semenjak bergabung dengan klub tersebut, permainan Ginting semakin berkembang dan seiring waktu berjalan, pengalan dan waktu bertanding yang cukup banyak berhasil membuatnya menjuarai berbagai turnamen nasional maupun internasional.

Berkat keuletan dan kerja kerasnaya tersebut, Anthony Ginting pun masuk ke Pelatnas pada tahun 2013 dan medali pertama yang berhasil diraihnya sejak bergabung dengan Pelatnas berasal dari turnamen Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis di tahun 2014 lalu berlanjut ke turnamen-turnamen berikutnya.

Prestasi terbaik

Perjalanan Anthony Ginting di dunia bulu tangkis memang masih panjang. Tetapi, setidaknya beragam gelar bergengsi sudah berhasil diraihnya satu demi satu.

Meskipun belum sehebat legenda-legenda tunggal putra terdahulu, namun ia sangat berpotensi untuk melakukan hal yang sama bahkan lebih dari yang diraih legenda tunggal putra Indonesia.

Tahun 2017, ia setidaknya berhasil meraih gelar juara Korea Open usai mengalahkan rekan senegaranya, Jonatan Christie di partai final dalam pertandingan rubber game dengan skor akhir 21-13, 19-21, 22-20.

Dan pencapaiannya yang paling fantastis terjadi di tahun 2018 saat ia berhasil menjuarai China Open 2018 usai mengalahkan Kento Momota di partai final dengan skor 23-21, 21-19.

Lebih konsisten

Tahun 2019, bisa dibilang tahun ketidakkonsistenan dari seorang Anthony Ginting. Sampai saat ini, ia bahkan belum meraih satu gelar pun dan hanya berhasil meraih tiga hasil runner-up.

Bahkan, gelar China Open 2018 yang diraihnya tahun lalu, tahun ini harus ia serahkan ke tangan Kento Momota setelah gagal melewati pertarungan sengit rubber game dengan skor akhir 21-19, 17-21, 19-21.

Tentu saja, di tahun 2020 mendatang, Ginting diharapkan bisa lebih konsisten karena persaingan menuju Olimpiade Tokyo 2020 masih terus berlanjut hingga turnamen Badminton Asia Championships 2020 mendatang.