3 Fakta Menarik Macau Open, Indonesia Minim Prestasi

Senin, 28 Oktober 2019 12:11 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Yohanes Ishak
© BWF
Turnamen bulutangkis Macau Open 2019 akan menjadi ajang selanjutnya bagi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Berikut fakta-faktanya. Copyright: © BWF
Turnamen bulutangkis Macau Open 2019 akan menjadi ajang selanjutnya bagi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Berikut fakta-faktanya.

INDOSPORT.COM - Turnamen bulutangkis Macau Open 2019 akan menjadi ajang selanjutnya bagi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Berikut fakta-faktanya.

Macau Open akan digelar mulai 29 Oktober sampai 3 November 2019 di Tap Seac Multisport Pavilion Macau, Macau. Sebanyak 14 wakil Indonesia akan turut serta, tanpa satu pun perwakilan ganda putra.

Praveen Jordan/Melati Daeva kembali mengejar peluang juara setelah memenangi Denmark Open dan French Open. Secara level, Macau Open memang lebih rendah dari dua ajang yang dijuarai Praveen/Melati.

Macau Open masuk kategori BWF World Tour Super 300. Total hadiah yang disediakan mencapai 150 ribu dolar Amerika Serikat atau setara Rp2,1 miliar.

Turnamen bulutangkis yang baru digelar 2006 ini kurang terlalu diminati pebulutangkis Indonesia. Tidak banyak prestasi yang datang dari Macau Open.

Meski begitu, ada fakta-fakta menarik yang bisa disimak dari turnamen bulutangkis Macau Open yang diikuti Praveen/Melati ini. Simak ulasan INDOSPORT berikut.

Indonesia Minim Prestasi

Macau Open pertama kali digelar pada tahun 2006 dan selalu dihelat setiap tahun. Hingga memasuki edisi ke-14, Indonesia baru mengoleksi total enam gelar.

Rekor juara terbanyak datang dari sektor ganda campuran, yakni empat gelar, sementara dua sisanya dari nomor tunggal putra dan ganda putra.

China mendominasi perolehan juara dengan total 28 gelar, disusul Korea Selatan sebelas gelar, dan Malaysia tujuh gelar. Indonesia ada di peringkat keempat.

Rekor Tontowi/Liliyana

Meski minim prestasi, Indonesia memiliki rekor di Macau Open. Rekor tersebut ditorehkan pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Tontowi/Liliyana memegang gelar juara terbanyak di sektor ganda campuran, yakni tiga gelar. Hebatnya, gelar tersebut diraih secara beruntun pada tahun 2010, 2011, dan 2012.

Rekor serupa juga dimiliki Malaysia dan India. Ganda putra Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, pernah tiga kali juara beruntun dari 2007 sampai 2009 dan Pusarla Sindhu dari 2013 sampai 2015.

Prestasi Terakhir

Indonesia tidak menurunkan wakil ganda putra di Macau Open. Prestasi terakhir Indonesia di ajang itu padahal lahir dari sektor ganda putra.

Pada tahun 2017, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Kim Won-ho/Seo Seung-jae dari Korea Selatan dengan skor 21-13 dan 21-14.

Tahun ini, tunggal putra juga diharapkan menyumbang prestasi. Taufik Hidayat menjadi tunggal putra Indonesia terakhir yang juara Macau Open pada tahun 2008.