Mengenang Reli Bersejarah yang Buat Taufik Hidayat Raih Medali Emas Olimpiade

Minggu, 10 November 2019 17:31 WIB
Penulis: Fuad Noor Rahardyan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Akun media sosial Olimpiade belum lama ini mengenang reli poin terakhir yang membawa Taufik Hidayat meraih medali emas Olimpiade Athena 2004. Copyright: © Ratno Prasetyo/INDOSPORT
Akun media sosial Olimpiade belum lama ini mengenang reli poin terakhir yang membawa Taufik Hidayat meraih medali emas Olimpiade Athena 2004.

INDOSPORT.COM – Akun media sosial Olimpiade kerap mengilas balik prestasi bulutangkis Indonesia di ajang tersebut. Salah satu yang belum lama ini diangkat ialah reli poin terakhir yang membawa Taufik Hidayat meraih medali emas Olimpiade Athena 2004.

Saat itu, bulutangkis masih memainkan sistem pindah bola. Detik-detik medali emas dimulai ketika Taufik menguasai serve dan berhak atas poin di angka 14-7. Dengan membutuhkan satu poin, ia bisa mengunci gelar bergengsinya.

Taufik kemudian melayangkan serve pendek ke arah lawannya, Shon Seung-mo (Korea Selatan). Pengembalian tipis Shon membuat Taufik bermain aman. Ia memilih mengangkat bola yang memberikan kesempatan Shon melakukan smash.

Namun, smash keras yang mengarah ke badan itu berhasil dimentahkan dengan tenang oleh Taufik. Dengan posisi yang masih sedikit di belakang, Shon dengan cepat bergerak ke depan dan memainkan netting pendek.

Bola netting Shon kemudian dikembalikan Taufik ke arah kiri belakang. Alhasil, Shon harus melakukan backhand dengan posisi membelakangi lawan. Bola hasil backhand itu kemudian disambar Taufik dengan smash keras dan menghujam di sisi kiri.

Poin itu membuat pertandingan berakhir dengan skor 15-8, 15-7. Taufik Hidayat merayakannya, namun secara bersamaan ia terlihat lemas. Ia hanya berteriak kencang, kemudian jongkok dan menunduk dengan posisi tangan memegang lantai lapangan.

Hasil itu membuat Taufik Hidayat tercatat sebagai tunggal putra asal Indonesia kedua yang merengkuh medali emas Olimpiade. Sebelumnya, pada Olimpiade 1992, Alan Budikusuma terlebih dahulu meraihnya usai mengalahkan Ardy B. Wiranata (Indonesia) di final.