PB Djarum Dianggap KPAI Eksploitasi Anak, Liem Swie King Buka Suara

Rabu, 20 November 2019 17:47 WIB
Penulis: Alfia Nurul Fadilla | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia, Liem Swie King, buka suara dan mengganggap isu eksploitasi anak yang dituduhkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ke PB Djarum tak sesuai dengan kebenarannya.

Konflik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan PB Djarum akhirnya menemukan jalan tengah. Ya, masalah yang sempat menjadi isu nasional beberapa waktu lalu itu sempat menyeruak lantaran PB Djarum dianggap mengeksploitasi anak.

Namun, akhirnya masalah itu seltelah dimediasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, di Gedung Kemenpora di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta Pusat, dan melibatkan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), pada Kamis (12/09/19) lalu, PB Djarum dan KPAI telah merumuskan poin-poin solusi.

Hal itu pun sempat membuat geram Liem Swie King lantaran masalah ini baru dibahas setelah 50 tahun program beasiswa bulutangkis Djarum berjalan.

“Tidak usah ditanya lagi saya rasa. Saya sudah ikut Djarum 20 tahun. Selama ini juga 50 tahun, baik-baik aja. Harusnya tidak ada pertanyaan lagi kenapa baru dibahas sekarang kan,” kata Liem Swie King di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah.

Pria kelahiran Kudus, 28 Februari 1956 itu juga menekankan harusnya KPAI malah memberi dukungan dengan kemajuan olahraga bulutangkis di Indonesia. Selain itu, dukungan dari media dan masyarakat juga amat penting menurutny, demi terciptanya juara-juara dunia baru di masa depan.

“Media perlu dukungannya baiknya gimana, kalo salah ya kita stop. Selama ini dari Djarum banyak menyumbangkan prestasinya. Itu aja yang kita pegang,” tambah King,

Di tahun 2019 ini, Djarum Foundation kembali menggelar Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 yang diselenggarakan di lima kota besar seperti Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, dan Kudus.

Sejauh ini, sudah memasuki babak final. Yaitu terpilihnya 134 orang dari lima kota tersebut yang nantinya akan diruncingkan menjadi 30 orang untuk dikarantina.