Mengenal BWF World Tour Finals: Ladang Pembuktian dengan Prinsip Keadilan

Sabtu, 7 Desember 2019 15:48 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Arum Kusuma Dewi
© INDOSPORT
HSBC BWF World Tour Finals 2019. Copyright: © INDOSPORT
HSBC BWF World Tour Finals 2019.

INDOSPORT.COM - Untuk lebih mengenal apa itu Turnamen Bulutangkis BWF World Tour Finals, berikut INDOSPORT mengulasnya singkat.

Turnamen Bulutangkis BWF World Tour Finals 2019 akan segera digelar pekan depan mulai tanggal 11 Desember. Sejumlah atlet bulutangkis ternama dunia pun akan ambil bagian dalam turnamen yang berlangsung di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, China itu.

Sebagai puncak dari rangkaian 37 turnamen bulutangkis dunia, BWF World Tour Finals tentu akan sangat dinanti-nanti oleh pebulutangkis yang ikutserta sebagai pembuktian kualitas mereka sepanjang tahun.

Namun sebagai sebuah turnamen yang baru berumur tak lebih dari dua tahun, tentu masih banyak penggemar olahraga yang belum memahami sepenuhnya mengenai BWF World Tour Finals. Untuk itu, INDOSPORT coba mengulasnnya.

BWF World Tour Finals

Seperti disebut di atas, BWF World Tour Finals adalah turnamen bulutangkis yang terhitung baru. Penyelenggaraan pertamanya baru dihelat oleh BWF pada akhir tahun 2018 lalu.

BWF World Tour Finals ini sendiri memang dirancang oleh Federasi Bulutangkis dunia (BWF) sebagai puncak dari rangkaian 37 turnamen yang mereka selenggarakan sepanjang tahun. Maka dari itu, jumlah peserta BWF World Tour Finals pun dibatasi, di mana hanya ada delapan pebulutangkis terbaik di setiap nomornya yang bisa ikutserta.

Kedelapan pebulutangkis itu dipilih berdasarkan raihan poin yang mereka dapat sepanjang turnamen BWF yang mereka ikuti dalam tahun itu.

Namun menariknya, BWF seakan mencoba mengusung prinsip keadilan dalam pemilihan peserta. Sebab bukan hanya sebatas delapan pebulutangkis terbaik. Mereka juga membatasi hanya boleh ada dua wakil dari satu negara yang boleh ikutserta di BWF World Tour Finals.

Hal itu secara langsung bisa menutup peluang sebuah negara untuk mendominasi lewat banyak wakilnya.

Prinisp keadilan juga diusung BWF dengan memberikan tiket lolos otomatis ke juara dunia meski mereka tak bisa masuk dalam deretan delapan pebulutangkis dengan poin teratas.

Prinisp keadilan juga terlihat dari turnamennya yang mengusung sistem grup pada fase awal. Di mana akan ada dua grup berisi empat pebulutangkis dalam masing-masing sektronya.

Nantinya dua pebulutangkis dengan poin terbanyak di fase grup akan melaju ke semifinal dan kemudian ke final untuk berubut gelar juara.

Dengan hadiah mencapai 1,5 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp20,8 miliar, semua pebulutangkis yang tampil di BWF World Tour Finals juga diapstikan tak akan pulang dengan tangan hampa.

Bahkan mereka yang hanya menghuni peringkat terbawah dalam fase grup, akan berhak membawa hadiah 0,60% (tunggal) atau 0,70% (ganda) dari total Rp20,8 miliar itu. Sementara untuk juara akan membawa pulang 8% (tunggal) atau 8,40% (ganda) dari angka Rp20,8 miliar.