Saatnya Tenis Indonesia Naik Kelas seperti Bulutangkis di 2020

Jumat, 27 Desember 2019 18:46 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Aldila Sutjiadi mengibarkan bendera Indonesia usai meraih medali emas tenis SEA Games 2019 dari nomor tunggal putri. Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Aldila Sutjiadi mengibarkan bendera Indonesia usai meraih medali emas tenis SEA Games 2019 dari nomor tunggal putri.

INDOSPORT.COM - Dua tahun terakhir menjadi saat-saat yang cukup menggembirakan bagi olahraga tenis Indonesia. Tak jarang berita tentang prestasi dan sosok-sosok juara menghiasi media massa sejak tahun lalu.

Pada 2018, tentu saja puncaknya adalah ketika Indonesia untuk pertama kalinya meraih medali emas Asian Games dari cabor tenis. Tepatnya, saat duet Christopher Rungkat dan Aldila Sutjiadi memenangkan medali emas di sektor ganda campuran.

Capaian itu cukup menghentak. Pasalnya medali emas dari ganda campuran terakhir kali diraih Indonesia pada 29 tahun sebelumnya, melalui pasangan Yayuk Basuki/Hary Suharyadi. Pun tim tenis Indonesia di Asian Games 2018 tak dibebankan target medali emas.

Kejutan berlanjut di tahun ini, ketika petenis belia Priska Madelyn Nugroho mampu menembus babak 8 besar turnamen bergengsi Wimbledon. Meski tak menembus semifinal, petenis 16 tahun itu cukup mencuri perhatian.

Kemudian ada ganda putri Beatrice Gumulya/Jessy Rompies yang membawa pulang trofi turnamen ITF keempatnya saat juara di Amerika Serikat.

Nama-nama di atas lantas membuktikan keperkasaannya di ajang SEA Games 2019 dengan menjadi juara umum di cabor tenis. Beatrice/Jessy, Aldila, dan Christopher/Aldila sukses meraup emas. Priska pun melengkapinya dengan medali perunggu.

Tantangan untuk Naik Kelas

Dengan berbagai prestasi yang membanggakan tadi, sudah saatnya tenis Indonesia naik kelas di 2020. Bukan tak mungkin tenis segera mengikuti jejak cabor tetangga, yakni bulutangkis, yang sudah bolak-balik berprestasi di tingkat internasional.

Sukses di beberapa multi-event seharusnya menjadi awal yang baik untuk kebangkitan tenis Tanah Air. Semakin berprestasi, tenis bakal semakin populer dan otomatis bisa menarik generasi-generasi baru untuk terjun menjadi atlet tenis.

Meski begitu, ada sederet tantangan besar bagi tenis untuk berkembang seperti bulutangkis. Yang pertama adalah regenerasi. Setelah era legenda seperti Yayuk Basuki dan Angelique Widjaja, belum ada lagi petenis Indonesia yang mampu unjuk gigi di tingkat dunia.

Dari regenerasi itu pun tenis masih tertinggal jauh dari bulutangkis yang ramai sponsor hingga mampu menyelenggarakan audisi beasiswa secara rutin hingga berbagai pelosok Tanah Air.

Kemudian kurangnya infrastruktur untuk berlatih. Bahkan hal itu juga dirasakan oleh Priska Nugroho yang sempat menyoroti minimnya fasilitas berlatih tenis di Indonesia.

"Iya fasilitas lapangan tenis kalau kita bandingkan sama di luar memang harus diperbaiki ke depannya.”

Mengingat turnamen internasional surface lapangan juga berbeda-beda, kita terkadang kesusahan buat adaptasi juga," ujar Priska kepada INDOSPORT, beberapa waktu lalu.

Kesempatan untuk bertanding di turnamen-turnamen internasional juga terbatas. Terbilang hanya petenis itu-itu saja yang mampu mengikuti turnamen di luar negeri. Selebihnya, masih berkutat di ajang nasional.

Hal-hal di atas masih menjadi PR besar bagi PP Pelti selaku induk organisasi tenis Indonesia. Bagaimana bisa mencari sponsor lebih kuat untuk mencari bibit-bibit baru dan memfasilitasi para pemain pro.

Olimpiade 2020?

Tahun 2020 memiliki hajatan besar, yakni Olimpiade 2020. Bulutangkis masih menjadi andalan utama Merah Putih untuk bisa dikibarkan di ajang empat tahunan tersebut.

Sementara untuk tenis, rasanya masih jauh untuk bisa berpartisipasi di ajang sekelas Olimpiade. Seperti yang diutarakan oleh Aldila beberapa waktu lalu.

Kepada INDOSPORT, Aldila mengatakan hanya petenis peringkat 50 atau 100 besar yang bisa mengikuti Olimpiade. Sementara Aldila sendiri masih berkutat di ranking 300-an WTA. (Tahun ini menjadi capaian terbaik Aldila, ranking 347 di tunggal dan 155 di ganda).

Namun meski belum bisa ke Olimpiade, Aldila dkk sudah akan diikutkan turnamen-turnamen besar di 2020 dan bahkan Grand Slam.

Dengan hasil maksimal di turnamen-turnamen seperti itu pun, bukan tak mungkin tenis segera menyusul bulutangkis sebagai olahraga andalan Indonesia yang populer di masyarakat.