Pahlawan Bulutangkis Indonesia Terbaring di Rumah Sakit

Minggu, 9 Februari 2020 08:20 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Martin Gibsian/INDOSPORT
Salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia di Piala Uber 1975, yakni Tati Sumirah harus dirawat di ruang ICU RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur. Copyright: © Martin Gibsian/INDOSPORT
Salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia di Piala Uber 1975, yakni Tati Sumirah harus dirawat di ruang ICU RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur.

INDOSPORT.COM - Salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia di Piala Uber 1975, yakni Tati Sumirah harus dirawat di ruang ICU RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur karena menderita gula darah yang tinggi dan ada masalah di bagian paru-parunya.

Dituturkan oleh salah satu keponakannya yakni Reza, Tati Sumirah diketahui sudah masuk rumah sakit sejak Selasa (04/02/20) dan pada Sabtu (08/02/20) kemarin juga masih bertahan di ruang ICU karena kondisinya yang belum membaik.

"Kami memohon doa masyarakat bulutangkis Indonesia untuk kesembuhan Tati Sumirah. Dia adalah salah satu pahlawan bulutangkis yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Saya pun mengetuk kepedulian pemerintah dan PBSI untuk kesembuhan Tati," sebut Juniarto Suhandinata, Wakil Ketua Umum PB Tangkas Jakarta, klub bulutangkis tempat Tati bergabung sejak 1966 dalam rilis resmi yang diterima INDOSPORT.

Selama masih aktif bermain, Tati Sumirah membela Timnas Bulutangkis Indonesia dalam kurun waktu 1972-1981 dan berhasil mengukir prestasi mencengangkan dengan menjadi satu-satunya penyumbang angka dari sektor tunggal putri untuk membawa Indonesia memenangkan Piala Uber 1975.

Dalam babak final yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 6 Juni 1975, Indonesia sukses merebut Piala Uber setelah menang 5-2 atas juara bertahan Jepang. Tati sukses menyumbangkan poin kemenangan dengan menekuk Atsuko Tokuda, 11-5, 11-2.

Namun kehidupan Tati Sumirah memang kurang beruntung setelah memilih gantung raket pada tahun 1981. Apalagi di masanya tak ada yang namanya bonus bagi pemain yang berhasil menorehkan prestasi dan tawaran melatih di PB Tangkas juga ditolaknya karena ia merasa tak berbakat menjadi pelatih.

"Kami, sekali lagi mengharapkan kepedulian dan uluran tangan pemerintah dan PBSI untuk membantu biaya pengobatan salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia ini," pungkas Juniarto.

Tati Sumirah diketahui sempat bekerja sebagai kasir di salah satu apotek yang ada di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Namun kemudian, berkat bantuan dari rekan-rekannya, Tati mendapat pekerjaan baru di bagian perpustakaan perusahaan minyak pelumas di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

2