Kini Tanpa Bintang, Berikut Deretan Tunggal Putri Terbaik yang Pernah Dimiliki Indonesia

Rabu, 15 April 2020 20:29 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Tony Marshall/EMPICS via Getty Images
Sebelum kini tanpa bintang yang bisa menghadirkan prestasi membanggakan, Indonesia sempat punya sederet tunggal putri bulutangkis terbaik pada masanya. Copyright: © Tony Marshall/EMPICS via Getty Images
Sebelum kini tanpa bintang yang bisa menghadirkan prestasi membanggakan, Indonesia sempat punya sederet tunggal putri bulutangkis terbaik pada masanya.

INDOSPORT.COM – Sebelum kini tanpa bintang yang bisa menghadirkan prestasi membanggakan, Indonesia sempat punya sederet tunggal putri bulutangkis terbaik pada masanya.

Sebagai salah satu kiblat bulutangkis dunia, Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis dalam sektor tunggal putri. Jangankan bintang, untuk sekadar mendapatkan Raihan juara dari sektor tunggal putri saja, wakil-wakil Indonesia sangat kesulitan untuk meraihnya.

Padahal jika melihat masa-masa beberapa dekade sebelumnya, Indonesia cukup rajin melahirkan sejumlah tunggal putri papan atas dunia yang bisa membawa pulang berbagai raihan gelar ke Tanah Air.

Mulai dari juara di berbagai turnamen BWF, juara di level regional, kejuaraan dunia, Olimpiade hingga gelar prestisius beregu putri Uber Cup bisa dibawa pulang mereka.

Siapa saja mereka, berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT rangkumkan sederet tunggal putri terbaik yang pernah hadir dan dimiliki bulutangkis Indonesia.

Susi Susanti

Bicara mengenai tunggal putri terbaik Indonesia, mustahil untuk melewatkan nama Susi Susanti. Segudang prestasi telah dipersembahkan wanita bernama lengkap Lucia Fransisca Susi Susanti itu biat Tanah Air.

Seperti yang paling bergengsi adalah medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Dimana dirinya menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang bisa meraih gelar prestisius tersebut.

Selain itu wanita kelahiran Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 itu juga mampu menghadirkan gelar Juara World Championship 1993, Juara All England 1990, 1991, 1993, Juara World Cup 1989, Juara Piala Uber 1994 dan 1996.

Hingga sejumlah piagam penghormatan pun bisa diraihnya. Mulai dari Penghargaan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992, juga penghargaan sebagai The Badminton Hall of Fame 2004 dari Federasi Badminton Internasional (IBF).

Verawaty Wiharjo

Sebelum era Susi Suanti ada tunggal putri Indonesia yang juga mampu meraih kejayaan di era tahun 80-an yakni Verawaty Wiharjo atau yang kini dikenal sebagai Verawaty Fajrin.

Sebagai pebulutangkis, Verawaty sebenarnya juga mampu meraih sukses di beberapa nomor lainnya, seperti ganda putri dan ganda campuran.

Namun Ketika tampil sendiri sebagai tunggal putri, catatan wanita kelahiran 1 Oktober 1957 itu juga tak bisa dipandang sebelah mata.Seperti Juara di SEA Games 1981, Indonesia Teruka 1982, Finalis All England 1980 hingga Juara di Kejuaraan Dunia 1980.

Ivanna Lie

Di era yang sama dengan Verawaty, Indonesia juga memiliki tunggal putri hebat lainnya bernama Ivanna Lie. Sejumlah prestasi membanggakan bisa didapat Ivanna Lie seperti Juara SEA Games 1979, 1983, Juara Indonesia Terbuka 1983 dan Juara Taiwan Open 1982, 1984.

Selain sukses di nomor tunggal putri, Wanita kelahiran Bandung 7 Maret 1960 juga kemudian bis meraih sukses di nomer ganda. Diantaranya ketika dirinya berpasangan dengan Verawaty di Juara Indonesia Terbuka, China Terbuka, Taiwan Open 1986 .

Minarni Soedaryanto

Mundur lagi ke era awal 60 hingga 70-an, Indonesia juag punya tunggal putri andalan dengan prestasi membanggakan, Minarni Soedaryanto.

Menggeluti bulutangkis sejak usia 15 tahun, wanita kelahiran Jawa Timur 10 Mei 1944 itu tercatat pernah menorehkan beberapa prestasi membanggakan. Mulai dari menjadi Finalis Piala Uber 1969 Finalis Piala Uber 1972, Finalis All England 1968 hingga akhirnya Juara di Piala Uber 1975.

Di turnamen BWF, dirinya tercatat juga pernah meraih juara di US Open 1969,Singapore Open 1967, juga Malaysia Open 1967 dan 1969.

Setelah gantung raket, Minarni pun masih mengabdi dalam dunia bulutangkis Indonesia. Dirinya mengabdi sebagai pelatih di pelatnas dan juga aktif dalam PB PBSI, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di usia 59 tahun pada 14 Mei 2003, di Jakarta.

Mia Audina

Di masa yang palin baru, atau di pertengahan hingga akhir 90-an, Indonesia pernah memiliki tunggal putri andalan bernama Mia Audina.

Memegang tampuk estafet tunggal putri dari tanggan Susi Susanti, Mia Audina mampu menjawabnya dengan Raihan Medali Perak Olimpiade Atlanta 1996, Juara Indonesia Terbuka 1998, Juara Jepang Terbuka 1997, Juara Singapura Terbuka 1997, serta Juara Piala Uber 1994 dan 1996.

Sayang Ketika memasuki decade 2000-an, tunggal putri yang smepat mendapatkan julukan mendapat julukan 'Si Anak Ajaib' itu memilih hengkang ke Belenda dan berganti kewarganegaraan.

Pindahnya Mia Audina itu juga secara langsung seakan mengakhiri kisah panjang sukses tunggal putri Indonesia. Sebab meski ada sejumlah prestasi dari sejumlah tunggal putri lainnya setelah itu, mereka tak kunjung bisa tampil konsisten dan membuat nama Indonesia kembali cukup disegani di tunggal putri dunia, hingga saat ini.